Pemaknaan Fast Food Mcdonals Bagi Masyarakat Lower Class Dan Keterkaitannya Dengan Fenomena Classing Studi Tentang Konsumen McDonalds Di Yogyakarta
PEBRIASARI, Reny , Heru Nugroho
2012 | Skripsi | SosiologiBudaya makan fast food diadopsi dari Negara Barat sebagai pelopornya. Banyaknya peminat dari makanan cepat saji ini membuat munculnya budaya mengkonsumsi makanan cepat saji di masyarakat dari semua kelas atau golongan. Hal ini terjadi akibat modernisasi dan globalisasi yang terus berlangsung dalam perkembangan zaman kehidupan masyarakat. Restoran cepat saji yang menurut peneliti mampu merepresentasikan budaya konsumerisme makanan cepat saji sehingga dijadikan objek penelitian ini adalah McDonald’s. McDonald’s telah sukses sebagai icon dan pelopor makanan fast food terkemuka dan telah melebarkan penguasaan dan jaringannya atas makanan cepat saji dengan terus menambah dan meningkatkan jumlah waralabanya. McDonald’s telah mampu membujuk pasar agar tetap setia menjadi konsumen tetapnya. Dalam penelitian ini, terdapat dua buah restoran fast food McDonald’s yang dijadikan acuan dalam penelitian. Yaitu McDonald’s Jl.Sudirman Yogyakarta, dan McDonald’s di Malioboro Mall, Yogyakarta. Kedua restoran tersebut tidak pernah sepi dari kunjungan konsumen, baik yang hanya sekedar datang dan makan, atau untuk mengobrol dan nongkrong dengan temantemannya. Hal menarik menurut peneliti yang perlu untuk dikaji adalah masyarakat dari kelas sosial bawah (lower class) yang mengkonsumsi fast food McDonald’s. Yang menjadi fokus perhatian pertama-tama adalah batasan dan kategorisasi lower class yang digunakan dalam penelitian ini. Bagaimana kategorisasi masyarakat lower class itu sendiri dibangun menurut peneliti. Kemudian yang kedua adalah penjelasan mengenai pemaknaan fast food McDonald’s tersebut bagi masyarakat lower class. Konsumen McDonald’s di Indonesia datang dari semua kelas. Sehingga terdapat juga budaya mengkonsumsi fast food McDonald’s bagi masyarakat lower class. Hal ini secara tidak langsung merupakan suatu budaya makan fast food McDonald’s, yang merupakan suatu pemaksaan budaya konsumsi bagi masyarakat kelas bawah (lower class) dikarenakan income mereka yang masih berada dibawah income masyarakat kelas atas (upper class). Namun masyarakat lower class tetap saja mengadopsi gaya hidup mengkonsumsi makanan fast food McDonald’s. Tempat yang nyaman dan fasilitas-fasilitas pendukung yang disediakan oleh pihak restoran McDonald’s menjadi nilai tambah bagi konsumen untuk terus datang dan menjadi konsumen tetap McDonald’s. Proses classing (perpindahan kelas) yang terjadi pada masyarakat lower class menuju masyarakat upper class sebenarnya hanyalah semu atau dapat disebut dengan replikasi kebudayaan. Penyebabnya adalah gaya hidup, modernisasi, dan konsumerisme global yang sangat mempengaruhi gaya hidup masyarakat lower class agar tampil seperti masyarakat upper class melalui pola imitasi konsumsi masyarakat upper class dalam mengkonsumsi makanan fast food McDonald’s. Kata Kunci : Konsumen Lower Class, Budaya, Gaya Hidup.
Kata Kunci : Budaya konsumen