Representasi Kepemimpinan Dalam Kartun Opini ( Analisis Isi Kualitatif Gaya Kepemimpinan 4 Presiden Indonesia pada Buku Kartun Opini Benny Rachmadi “Dari Presiden ke Presiden” terbit 2009)
RISMA, Elfrida, --
2012 | Skripsi | Ilmu KomunikasiPenelitian ini bermula dari keingintahuan peneliti, bahwa gambar kartun yang menampilkan sosok presiden dan menyuguhkan rangkaian peristiwa yang terjadi selama masa periode, dapat merepresentasikan bagaimana kepemimpinan sosok presiden yang digambarkan. Pada hasil gambar, diperoleh kesimpulan bagaimana benny menggambarkan 4 presiden tersebut, dihubungkan dengan teori kepemimpinan yang digunakan. Kartunis pada lembar panel menampilkan presiden saat membuat keputusan, kemunculan presiden dan peristiwa penting, dan menjadi pembahasan adalah bagaimana tindakan presiden terhadap bawahan atau masyarakat. Penelitian mengenai kepemimpinan pada ranah kartun Indonesia yang sering mengomentari atau menyindir presiden, menjadi bahan yang menarik untuk ditelaah, dikarenakan peran kartun bukan hanya sebagai bacaan visual dengan keberagaman gambarnya yang mengundang tawa, namun hal apa yang bisa menggiring pembaca untuk melihat pesan dengan cara lain. Dari dua buku yang dijadikan objek penelitian ini memang tidak keseluruhan total halaman digunakan peneliti sebagai objek pengolahan data namun disesuaikan dengan kebutuhan. Meneliti dengan objek kartun cenderung membutuhkan pemahaman dari peneliti untuk mengklasifikasikan apa yang menjadi inti pembahasan, dikarenakan sebuah gambar sarat akan pemaknaan dan mengandung banyak arti. Apabila dilihat dari sudut pandang kartunis, maka posisi kartunis adalah sebagai bagian dari masyarakat yang juga menerima imbas baik langsung ataupun tidak terhadap kebijakan pemerintah yang dihasilkan, hal ini kemudian membawa pengaruh dalam kumpulan gambarnya. Pada panel gambar, presiden biasanya disandingkan dengan masyarakat dan isu yang sedang berkembang, hal ini membuktikan dimana kartunis dapat memposisikan dirinya dalam gambar sebagai bagian dari masyarakat dan menyampaikan aspirasinya secara luas dan lebih bebas. Dari segi visual, kartun memang sarat akan tanda-tanda sedemikian rupa, sehingga pesan tersebut dapat menarik perhatian pembaca seperti rupa tokoh ataupun warna. Tetapi dalam penelitian ini tidak menguak dan menginterpretasikan secara mendalam dari setiap simbol yang ada, sehingga peneliti berusaha membatasi dengan teknik yang ada, dikarenakan tujuan penelitian ini adalah mencoba mengkategorikan dengan teori kepemimpinan. Pesan menjadi sangat penting karena apa yang disampaikan oleh kartunis baiknya sampai dengan benar kepada pembaca. Seperti telah dijelaskan pada bab awal bahwa kartun berbeda dengan karikatur, maka tidak ditemukan adanya unsur hiperbola atau melebih-lebihkan wujud tokoh dalam kumpulan gambarnya, keempat presiden ditampilkan dengan bentuk yang masih terbilang wajar. Kumpulan kartun Benny tidak hanya berisi argumen atau perspektifnya sebagai seniman dalam mengomentari permasalahan namun peristiwa yang ditampilkan dalam setiap halamannya adalah memang terjadi pada masa presiden tersebut menjabat. Tidak terlalu sulit bagi pembaca untuk menerima pesan, dikarenakan setiap kejadian yang digambarkan adalah berita yang menjadi topik utama pada beberapa surat kabar dan alur yang disampaikan oleh kartunis berurutan. Menarik, dimana kartun menyampaikan secara sederhana dengan penjelasan teks yang ada dan humor yang cerdas. Kartun satire memang lebih banyak porsi menyindir, namun akan menjadi lebih ketika sebuah kartun menyajikan kalimat yang konkret namun tidak menghina.Kelebihan dari kartun ini adalah kartunis berusaha mengajak pembaca untuk mengulas lagi peristiwa dan memunculkan interpretasi tersendiri saat menyimak sebuah panel gambar. Persamaan pemahaman pesan gambar akan muncul apabila keduanya berhasil menjalin komunikasi, dari pihak kartunis yang sebagai penyampai pesan dan pembaca sebagai pihak yang menerima pesan. Dari temuan pada bab IV dapat ditarik hasil bahwa gaya kepemimpinan directing style disandang oleh Habibie, sebagai presiden yang hanya menjabat selama setahun. Sedangkan Gusdur dengan kemunculan gambar paling banyak, dikategorikan sebagai gaya kepemimpinan coaching style. Megawati dikategorikan sebagai presiden dengan gaya kepemimpinan delegating style dan SBY dikategorikan sebagai presiden dengan gaya kepemimpinan supporting style. Dari pengkategorian masing-masing tokoh presiden tersebut dimana mengacu pada keterangan teori, maka dapat dilihat bagaimana Benny menyuguhkan sosok presiden menurut pendapatnya.
Kata Kunci : Kepemimpinan