Laporkan Masalah

Gaya Kepemimpinan Tri Rismaharini : Walikota Surabaya Periode 2010-2015 BERLATAR Belakang Birokrat

ANALISA, Ainun , Puguh Prasetyo Utomo

2012 | Skripsi | Manajemen dan Kebijakan Publik (dh. Ilmu Administrasi Negara)

Kepemimpinan kepala daerah merupakan faktor penting di era otonomi daerah sekarang ini. Gaya kepemimpinan setiap kepala daerah salah satunya ditentukan oleh latar belakang pekerjaan. Dalam perkembangannya, kepala daerah berlatar belakang wirausahawan dianggap publik cukup sukses membangun daerahnya, sebaliknya kepala daerah berlatar belakang birokrat dianggap kurang sukses membangun daerahnya dikarenakan karakteristik birokrat yang kurang inovatif dan prosedural. Fenomena Kota Surabaya beberapa tahun terakhir yang menunjukkan kemajuan di bawah kepemimpinan Walikota Surabaya berlatar belakang birokrat menjadikan penelitian ini dilakukan dengan judul “Gaya Kepemimpinan Tri Rismaharini: Walikota Surabaya periode 2010-2015 Berlatar Belakang Birokrat”. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui Gaya Kepemimpinan Tri Rismaharini dalam kapasitasnya sebagai walikota maupun birokrat. Sebagai tambahan Gaya Kepemimpinan Tri Rismaharini selanjutnya dihubungkan dengan lingkungan birokrasi di Kota Surabaya. Disebabkan objek penelitian berupa fenomena, metode yang digunakan adalah fenomenologi dengan pendekatan kualitatif. Sumber data utama diperoleh melalui wawancara, pengamatan lapangan, dan eksplorasi media. Terdapat beberapa temuan penting dalam proses analisis data penelitian, yaitu Gaya Kepemimpinan Tri Rismaharini cenderung otoriter dan tertutup, meskipun hal ini dilakukan semata-mata untuk mensejahterakan warga Surabaya. Gaya kepemimpinan ini lebih banyak dipengaruhi latar belakang keluarga dari kalangan militer, dan pemahaman Tri Rismaharini sendiri terhadap perkembangan Surabaya dari lamanya pengalaman menjadi birokrat di Pemerintah Kota Surabaya. Gaya kepemimpinan ini kurang sesuai diterapkan di birokrasi Surabaya yang masih prosedural, sehingga semakin prosedural. Akibatnya bawahan tidak cukup bebas merespon kebutuhan masyarakat di lapangan. Hal ini juga dialami peneliti saat melakukan proses pencarian data di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya. Terdapat rekomendasi yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu kebutuhan kepemimpinan walikota yang egaliter dan terbuka. Harapannya hal itu menjadikan birokrasi di Surabaya tumbuh menjadi egaliter pula. Keterbukaan komunikasi antara walikota dengan bawahan dan masyarakat juga perlu ditingkatkan melalui ruang khusus yang mudah diakses keduanya untuk berhubungan langsung dengan walikota. Agar aspirasi bawahan dan masyarakat dapat tersalurkan dengan mudah dan langsung didengar oleh Walikota Surabaya. Kata kunci: gaya kepemimpinan walikota, lingkungan birokrasi.

Kata Kunci : Gaya kepemimpinan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.