Laporkan Masalah

Komunitas Golongan Darah AB Sebagai Counter - Hegemoni Dan Perannya Terhadap Kesehatan Masyarakat Di Kota Yogyakarta

PERTIWI, Mutiara Putri, Suparjan

2012 | Skripsi | Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (dh. Ilmu Sosiatri)

Kebutuhan kesehatan yang diperlukan masyarakat beragam, salah satunya adalah darah. Karena darah menjadi kebutuhan primer dalam dunia medis, negara berusaha mewujudkan tujuannya dengan menunjuk institusi sosial untuk mengelola dan mendistribusikan darah. PMI (Palang Merah Indonesia) merupakan institusi sosial yang mengelola darah di bank darah dan mendistribusikan kepada yang membutuhkan dengan prosedur yang telah ditentukan oleh PMI sendiri. Pada praktiknya PMI tidak optimal dalam memberikan pelayanan darah, khususnya darah AB. Beberapa kasus terjadi misalnya; kurangnya stock darah AB baik itu di PMI, maupun di rumah sakit terkait dengan habisnya stok kantong darah AB, sulitnya mencari pendonor serta birokrasi untuk mendapatkan sekantung darah juga berbelit, padahal kebutuhan akan darah sangat urgent. Selain itu, tidak sedikit orang yang harus mengeluarkan banyak uang untuk mendapatkan sekantung darah AB melalui calo. PMI sebagai institusi terlihat sebagai pihak hegemoni. Indikasinya terlihat dari berbagai kasus seperti kekurangan stock darah, birokrasi rumit, komersialisasi darah yang mana di dalamnya terdapat monopoli sistem perdarahan. Muncul suatu komunitas di Yogyakarta yaitu Komunitas AB. Komunitas AB adalah sekelompok orang bergolongan darah AB yang didirikan dengan latar belakang kemanusiaan memudahkan golongan darah AB mendapatkan darah, komunitas AB pun berharap mampu memberi manfaat bagi anggota komunitas dan ikut serta dalam membangun pola hidup sehat masyarakat, khususnya masyarakat Yogyakarta. Munculnya komunitas AB dimaknai sebagai bentuk respon dan perlawanan terhadap hegemoni yang ada pada PMI Komunitas AB muncul sebagai counter hegemoni, dengan mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Gramsci. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif sebagai dasar penelitian. Proses mencari data dilakukan dengan melakukan teknik pengumpulan data yakni observasi lapangan, wawancara dengan menggunakan random sampling dan purposive sampling. Random sampling digunakan kepada informan dari PMI dan purposive sampling digunakan kepada informan dari Komunitas AB yakni pengurus dan Anggota. Dalam mengolah data menggunakan triangulasi dimana mengujisilangkan temuan-temuan atau data di lapangan dengan cara membandingkan. Triangulasi yang digunakan dengan triangulasi sumber dimana membandingkan data dari berbagai sumber terkait dengan penelitian. Teknik analisis dengan mereduksi data, display data dan intepretasi data , penarikan kesimpulan dan verifikasi. Teknik tersebut digunakan untuk mendapatkan kesimpulan mengenai fenomena munculnya Komunitas AB. Hasil penelitian ini adalah Komunitas AB muncul sebagai counterhegemoni yang hadir untuk merespon ketidakoptimalan sistem yang dibuat oleh PMI (baca: Negara). Komunitas AB menjadi pihak yang meng counter-hegemoni hanya sebatas menyadarkan masyarakat dan melawan ketidakoptimalan tersebut tetapi terbatas pada kekuasaan yang dimiliki PMI atas kewenangan alat dan peraturan perdarahan. Usaha Komunitas AB dalam mengajak masyarakat untuk hidup sehat pun merupakan usaha yang cukup baik karena kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan hidup sehat merupakan inisiatif masyarakat kecil sendiri tanpa ada campur tangan pihak pemerintah.

Kata Kunci : Kesehatan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.