Penerapan Safety Management System Bandara Halim Perdana Kusuma
AJI, Bismar Bayu , Puguh Prasetyo Utomo
2012 | Skripsi | Manajemen dan Kebijakan Publik (dh. Ilmu Administrasi Negara)Usaha pemerintah untuk memajukan transportasi dengan memberikan kemudahan izin operasi perusahaan penerbangan yang kemudian dilanjutkan dengan pertumbuhan pesat transportasi penerbangan di Indonesia pada awal tahun 2000 ternyata tidak diimbangi dengan kualitas pelayanan yang baik dan persaingan yang tidak sehat memicu banyaknya terjadi kecelakaan. Untuk memperbaiki hal itu, pemerintah mengeluarkan UU no 1. Tahun 2009 tentang penerbangan yang didalamnya berisi kewajiban bagi setiap operator untuk memberlakukan kebijakan Safety Management System. Semua bandara yang dioperasikan oleh PT. Angkasa Pura II termasuk bandara Halim wajib menjalankan kebijakan ini. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan sektor penerbangan khususnya di bidang keselamatan. Oleh karena itu, dalam rangka mengurai pemberlakuan kebijakan tersebut di bandara Halim, penelitian ini berangkat dari pertanyaan Bagaimana Penerapan Safety Management System di Bandar Halim? Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan suatu peraturan atau kebijakan dengan cara mendeskripsikan variabel-variabel yang mempunyai objek yang diteliti. Data yang dikumpulkan adalah data tentang pandangan evaluasi terhadap variabel-variabel penelitian yang terdapat pada kebijakan yang diterapkan di sebuah lembaga. Hasil penelitian menunjukan bahwa manajemen bandara Halim telah memberlakukan kebijakan ini secara utuh ditandai dengan adanya kebijakan secara tertulis, lengkapnya sarana prasarana operasional sebuah bandara, penggunaan software khusus untuk penganalisaan resiko dan juga terdapat audit. Namun masih ada beberapa kekurangan seperti fasilitas yang sudah tua, kekurangan pegawai pada bagian tertentu seperti bagian operasional ATC dan lainnya menyebabkan manajemen harus merekrut pegawai dari instansi lain yakni Angkatan Udara Republik Indonesia serta budaya keselamatan yang belum sepenuhnya menjadi bagian dari bandara Halim. Penelitian ini memberikan rekomendasi kepada manajemen Halim Perdana Kusuma yakni : Pertama, pemrioritasan pada perbaikan sarana prasarana. Kedua, arus dilakukan audit secara berkala untuk mengetahui performa kebijakan. Ketiga, peminta kepada badan instansi pendidikan terkait untuk fungsi karyawan khusus (ATC dsb) untuk menambah kelas sehingga mencukupi kebutuhan karyawan. Keempat, harus diadakan pelatihan keselamatan secara berkala. Kelima, memperluas saluran komunikasi sehingga informasi-informasi keselamatan dapat cepat tersalurkan.
Kata Kunci : Manajemen