Laporkan Masalah

Kerja Layak Dalam Perspektif Pekerja Penyandang Cacat Tuna Daksa Di Industri Kerajinan

SAKTI, Puraneori Sukma, Djoko Suseno

2012 | Skripsi | Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (dh. Ilmu Sosiatri)

Isu-isu kesetaraan sosial yang mulai berkembang pada akhirnya tidak hanya memperhitungkan posisi perempuan terhadap laki-laki normal, tetapi juga posisi para penyandang cacat di masyarakat. Penyandang cacat saat ini mulai dapat bersaing di sektor ekonomi walaupun dengan berbagai keterbatasan yang mereka miliki. Beberapa yayasan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta telah menampung penyandang cacat dan memberikan pelatihan dengan tujuan agar mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Salah satunya adalah Mandiri Craft, industri kerajinan yang berlokasi di Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Perkembangan kondisi sosial masyarakat yang semakin dinamis pada akhirnya meningkatkan posisi tawar para penyandang cacat untuk menempati kelas tersendiri di sektor ekonomi masyarakat terutama dalam industri kerajinan. Kenaikan angka pekerja penyandang cacat dan isu kelayakan kerja yang diagendakan oleh berbagai organisasi internasional pada akhirnya juga harus mengkaji kondisi para pekerja penyandang cacat. Sampai saat ini masih belum banyak ditemukan berbagai aspek yang mampu menjabarkan kondisi kerja layak khususnya bagi penyandang cacat, oleh karena itu dibutuhkan pemaknaan lebih mendalam perihal kerja layak sesuai dengan perspektif pekerja penyandang cacat sendiri. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang pemaknaan kelayakan kerja dalam perspektif pekerja penyandang cacat di industri kerajinan. Dengan demikian, dirumuskan penelitian “Kerja Layak dalam Perspektif Pekerja Penyandang Cacat di Industri Kerajinan: Studi Pemaknaan Kerja layak oleh Pekerja Penyandang Cacat Tuna Daksa di Mandiri Craft Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.” Metode penelitian kualitatif digunakan untuk menjabarkan realitas pekerja penyandang cacat secara interpretative sehingga memberikan penjelasan atas gambaran secara luas dan mendetail dan dilengkapi dengan pemaknaan tentang objek kajian yang diteliti. Penyajian hasil penelitian ini diawali asumsi bahwa Mandiri Craft merupakan sebuah institusi sosial sebagai jalan keluar dalam memberikan peluang kerja bagi penyandang cacat untuk bertahan hidup. Hasilnya ternyata tidak sepenuhnya benar, hal itu disebabkan kondisi kerja yang belum mendukung kesejahteraan pekerja secara penuh. Beberapa temuan lapangan yaitu, terjadi ketidaksetaraan dalam penempatan kerja, jaminan sosial yang kurang lengkap dan sesuai dengan penyandang cacat, upah yang diberikan kurang mencukupi (tidak standar UMP), masih adanya diskriminasi antar pekerja penyandang cacat tuna daksa, dan dialog sosial yang hanya terjadi antara manajemen dan pekerja saja. Kerja layak yang diibaratkan sebagai “hadiah” atau “imbalan” atas proses produksi para pekerja penyandang cacat pada kenyataannya dimaknai sebagai sebuah kondisi kerja dengan penyesuaian yang mencakup seluruh aspek kebutuhan penyandang cacat seperti: fasilitas kursi roda, fasilitas pendukung gedung, toleransi, keamanan, kenyamanan, dan interaksi. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa kerja layak pekerja penyandang cacat masih pada batas kebutuhan pengakuan dan perlakuan secara psikologis membantu mewujudkan rasa nyaman penyandang cacat dalam bekerja. Realitas kehidupan Kerja Layak pekerja penyandang cacat ini ibarat “Jauh Panggang dari Api” yaitu sebuah kondisi utopis bagi penyandang cacat untuk dapat menjadi komponen dalam sistem perekonomian di Indonesia Kata Kunci: pekerja penyandang cacat, kerja layak, industri kerajinan

Kata Kunci : Difabel


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.