Laporkan Masalah

Relasi Komunitas - Negara: (Studi Relasi Komunitas Wonotawang Dengan Pemerintah Desa Sidoharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo)

PUTRA, Arif Febriandika, --

2012 | Skripsi | Politik dan Pemerintahan (dh. Ilmu Pemerintahan)

Penelitian ini mengambil tema tentang bentuk relasi komunitas dengan negara. Peneitian akan mengambil sampel relasi komunitas Wonotawang dengan pemdes Sidoharjo. Pemilihan Wonotawang dengan beberapa pertimbangan. Pertama, tingkat homogenitas genealogis masih tinggi. Di mana ini sudah jarang didapatkan di daerah lain di Kulon Progo. Kedua, Wonotawang memiliki sejarah dinamika relasi dengan negara yang dinamis dan tidak monoton. Peneliti kemudian merumusakan masalah yang akan di teliti, rumusan masalah itu dituangkan dalam kalimat pertanyaan berikut “Bagaimanakah bentuk relasi komunitas Wonotawang dengan pemerintah Desa Sidoharjo?” Untuk melakukan penelitian, peneliti memakai metode studi kasus. Studi kasus sendiri memang cocok dipakai penelitian dengan pertanyaan penelitian how atau bagaimana.. Dalam proses mengumpulkan data, peneliti mewawancarai narasumber dari Wonotawang dan pemdes Sidoharjo. Disamping itu pengumpulan data juga dilakukan lewat cara pengamatan baik secara “resmi” ketika terjun ke lapangan, maupun melalui memori peneliti yang juga menjadi bagian dari Sidoharjo. Peneliti sendiri membawa bekal teoritik yang dikemukakan oleh Levintsky. Levintsky mengemukakan bahwa bentuk relasi komunitas dengan negara dibagi menjadi empat berdasar efektifitas negara dan pola relasi. Pertama, complementary yang ditandai dengan negara efektif dan relasinya mendekat. Kedua, accomodating yang ditandai dengan negara efektif dan relasinya menjauh. Ketiga, subtituve yang ditandai dengan negara tidak efektif dan relasinya mendekat. Keempat, conflict yang ditandai dengan negara tidak efektif dan relasinya menjauh. Setelah terjun ke lapangan, peneliti menemukan beberapa fakta yang bisa mendukung proses penyimpulan penelitian. Fakta pertama terkait komunitas Wonotawang, bahwa komunitas itu masih kuat dalam memegang tradisi mereka. Nilai paling kuat terletak pada menghormati leluhur dan loyalitas kepada pemimpin mereka, sedangkan beberapa nilai lain sudah mengalami pergeseran/perubahan. Fakta kedua terkait pemdes Sidoharjo, bahwa tata kelola yang dijalankan pemdes Sidoharjo formalistik. Poin menarik dari pemdes Sidoharjo ialah bahwa kekuasaan kepala desa sangat besar, bahkan mendekati absolut. Apa yang menjadi ide beliau hampir pasti dilaksanakan, BPD sebagai penyeimbang juga berada di bawah kuasa kepala desa. Fakta-fakta tersebut kemudian menjadi latar belakang dari bentuk relasi komunitas dengan pemdes. Peneliti menemukan bahwa bentuk relasi komunitas Wonotawang dengan pemdes Sidoharjo tidak tunggal, namun ditemukan beberapa bentuk. Bentuk relasi tersebut yaitu, complementary yang ditemukan dalam kegiatan Lapanan Kamis Pon. Berikutnya bentuk subtituve dalam mitos komunitas yang mengganti peran pemdes dalam merawat lingkungan. Bentuk ketiga ialah competing, bentuk relasi ini tercipta ketika nilai menghormati leluhur membuat warga kontra dengan kebijakan kopi yang dijalankan oleh pemerintah. Relasi yang tercipta sendiri tidak stagnan, mengalami perubahan tergantung dari kepentingan apa yang melandasi relasi tersebut.

Kata Kunci : Komunitas


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.