Kiai Dan pembangunan Institusi Sosial
ACHIDSTI, Syfa Auliya, --
2011 | Skripsi | Manajemen dan Kebijakan Publik (dh. Ilmu Administrasi Negara)Institusi adalah sebuah pranata sosial yang telah mapan, dalam bentuk dan tingkatan apapun. Adanya institusi dalam sebuah masyarakat, yang merupakan wujud dari ikatan antara individu, menampilkan berbagai aspek di dalamnya. Baik itu adat dan tradisi masyarakat setempat, latar belakang sejarah, konsep hidup yang dipegang, hingga pada aspek politik, ekonomi, dan agama. Tentunya akan terdapat sebuah titik di mana berbagai aspek tersebut akan bersentuhan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Kajian ini menempatkan kiai sebagai tokoh sentral dalam masyarakat yang terkondisikan dalam posisi sebagai titik tempat bersentuhannya berbagai aspek dalam masyarakat tersebut. Dalam masyarakat tradisional di Indonesia, terutama di Jawa, tokoh agama (kiai) pada kenyataannya berdiri dalam dua kaki. Kiai tidak hanya eksis dalam kaitannya dengan perbincangan soal agama, seperti ulama pada umumnya. Kiai lebih diasosiasikan sebagai sebuah posisi yang memiliki fungsi sosial strategi dalam sebuah masyarakat. Inilah kaki kedua sebagai pertumpuan eksistensi kiai dalam masyarakat. Organisasi para kiai yang pada awal abad ke-20 didirikan di Indonesia dalam bentuk Nahdlatul Ulama (NU), sebenarnya dapat menggambarkan posisi kiai dalam kehidupan masyarakat dalam berbagai aspeknya tersebut, termasuk dalam kaitannya dengan politik dan negara. NU yang mempunyai sejarah panjang pembentukannya, akhirnya dapat memenuhi harapan mayoritas muslim berkaitan dengan persoalan puliknya di Indonesia (pendidikan, agama, politik, dan ekonomi). NU sebagai organisasi yang dibentuk para kiai menampilkan pengaturan bermodel tradisi pesantren, di mana kekenyalan (resilience) dalam pengaturan dan hierarki pengambilan keputusannya menampilkan pola patronase santri-kiai. Kajian ini menempatkan perihal hubungan agama dan masyarakat sebagai salah satu aspek determinan yang sangat mempengaruhi posisi kiai dan segala aktivitas yang dilakukannya dalam sebuah masyarakat, lebih lanjut, dalam membangun pranata sosialnya. Terdapat beberapa hal yang dapat dikatakan sebagai “modal” para kiai dalam melakukan proses pembangunan pranata sosialnya tersebut. Karisma kiai, dalam hal ini merupakan hal yang dapat mempengaruhi penerimaan masyarakat setempat terhadap keberadaan kiai di lingkungannya itu. Pada umumnya, fenomena karisma kiai yang dapat membawa pengaruh sosial-politik di masyarakat ini disebabkan beberapa hal. Genealogi keilmuan, garis keturunan darah, dan kesan masyarakat adalah tiga faktor utama yang dapat memunculkan sosok kiai sebagai sebuah figur. Hal ini sebenarnya erat hubungannya dengan sumber daya politik dan ekonomi yang terbentuk sebab jaringan yang telah tertata karena faktor-faktor tersebut. Pesantren sendiri, sebagai produk dari aktivitas sosial kiai, bukan hanya dapat dilihat sebagai tempat melakukan penyebaran agama. Dalam kajian ini, pesantren akan dilihat sebagai bagian dari jaringan yang besar, antara ekonomi, sosial, dan politik di sekitar kiai. Faktanya, pesantren, terutama di Jawa, memiliki hubungan yang erat dengan pesantren lainnya. Kata Kunci: Kiai, Tradisi, NU, Pesantren, dan Islam
Kata Kunci : Agama Islam