Laporkan Masalah

Strategi Komunikasi Event Musik (Strategi Tim Komunikasi Event Ngayogjazz Dalam Membangun Citra Event Ngayogjazz Januari 2011)

PRATIWI, Annisa Sekar , Hermin Indah W.

2011 | Skripsi | Ilmu Komunikasi

Dari hasil analisis berbagai data yang diperoleh, ada beberapa hal yang menjadi kesimpulan dari penelitian ini, antara lain: a. Strategi komunikasi dibutuhkan untuk mengefektifkan upaya membangun citra event Ngayogjazz Januari 2011 sebagai event jazz yang terbuka. Dalam hal ini strategi komunikasi meliputi prosep persiapan, eksekusi dan pengevaluasian. Secara umum, langkah-langkah dalam perencanaan komunikasi meliputi penetapan tujuan, analisis perencanaan dan pengembangan program, analisis dan segmentasi khalayak, penyusunan pesan, penetapan metode penyampaian pesan, pemilihan media, dan perencanaan pelaksanaan program. Selain itu, berbagai tindakan strategis (tindakan simbolik, tindakan kompetitif, dan tindakan relasional) ditunjukkan organisasi yang kemudian akan mencitrakan sifat-sifat organisasi di mata publiknya b. Dalam prakteknya, pengendalian dan koordinasi tenaga, biaya, waktu dan berbagai sumber lainnya, termasuk juga penyusunan jadwal tentang berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pencitraan event dilakukan tim komunikasi event Ngayogjazz Januari 2011 dengan membagi tim ke beberapa kelompok kerja. Masing-masing kelompok kerja memiliki fungsi, peran dan tanggung jawab yang saling melengkapi. c. Tim komunikasi event Ngayogjazz Januari 2011 menjadikan masyarakat Yogyakarta secara khusus dan masyarakat Indonesia pada umumnya sebagai khalayak sasaran dalam rangkaian strategi komunikasi yang dijalankan. d. Dalam membangun citra event Ngayogjazz Januari 2011, tim komunikasi Ngayogjazz Januari 2011 memanfaatkan berbagai keunggulan yang dimiliki beberapa media kemudian mengkombinasikannya. Media massa digunakan untuk mengkomunikasikan pesan sebuah event. Sedangkan media luar ruang, seperti poster, flyer, spanduk rentang, baliho, dan billboard digunakan untuk mendukung sosialisasi pembentukan citra event. e. Hambatan yang dihadapi oleh tim komunikasi event Ngayogjazz Januari 2011 adalah pertama, mengubah citra yang sudah terlanjur berkembang di khalayak terkait dengan adanya anggapan bahwa musik jazz merupakan musik bagi kalangan elit dan pagelaran musik jazz yang identik bertarif mahal untuk kemudian membangun citra baru bahwa musik jazz merupakan musik yang bisa diapresiasi dan ditonton segala lapisan masyarakat. Kedua, adanya kemungkinan pesan tidak sampai kepada khalayak. Penggunaan bahasa jawa sebagai tagline acara yang selama ini dilakukan dalam proses penyampaian pesan menyebabkan hanya sebagian orang yang paham akan pesan yang dimaksud. Sehingga tantangannya adalah positioning Ngayogjazz Januari 2011 menjadi kurang kuat dibanding event jazz yang menggunakan tagline berbahasa nasional atau internasional. f. Dalam mengatasi hambatan komunikasi dengan khalayak, tim komunikasi event Ngayogjazz Januari 2011 memanfaatkan jaringan komunitas jazz yang tersebar luas di berbagai daerah yang juga turut terlibat dalam setiap pagelaran Ngayogjazz ditambah dukungan dari berbagai tokoh nasional yang juga mendukung pada event Ngayogjazz Januari 2011, diharapkan bisa menjadi opinion leader dan membantu berbagai program komunikasi yang dijalankan. Di lain pihak, citra Djaduk Ferianto – selaku event director – sebagai tokoh budaya yang juga berpartisipasi dalam scene jazz Jogja mampu berperan sebagai symbolic capital untuk membantu membangun citra event Ngayogjazz Januari 2011. Selain itu, Djaduk dengan komunitas samirono mengadakan jam session dimana sebelumnya di D‟click café kemudian berpindah di Bentara Budaya Kompas. Kegiatan Jazz Mben Senen merupakan sarana yang digunakan untuk membentuk habitus tidah hanya di kalangan komunitas jazz namun juga bagi masyarakat umum. Dalam Jazz Mben Senen, konsep dari Ngayogjazz berupa semangat perlawanan, gratis serta kontekstual dipertahankan untuk terus membangun image mengenai jazz yang terbuka dan muaranya bagi keberlangsungan Ngayogjazz selanjutnya. Dari hasil identifikasi berbagai faktor yang dimungkinkan akan menjadi penghambat, tim komunikasi event Ngayogjazz Januari 2011 kemudian merancang beberapa program komunikasi untuk mengantisipasi hal tersebut. Untuk meminimalkan persepsi eksternal terhadap pagelaran musik jazz yang cenderung elitis, maka board of creative event Ngayogjazz Januari 2011 merancang konsep acara yang sedemikian unik, yakni dilaksanakan di perkampungan warga dan tidak dipungut biaya sama sekali bagi warga yang ingin hadir ke pertunjukkan. Selain itu, konsep artistik dikemas dengan menggunakan elemen-elemen tradisonal dengan kemasan yang lebih kekinian. Sehingga pengunjung yang hadir dapat merasakan semangat asli musik jazz dan mendapatkan pengalaman yang berbeda, tidak seperti ketika mereka hadir ke pagelaran musik jazz lainnya, serta diharapkan pengalaman yang mereka dapatkan tersebut dapat tersebar secara word of mouth. Terkait dengan penggunaan bahasa jawa sebagai tagline acaranya, maka tim komunikasi berupaya semaksimal mungkin untuk mengolah kata dan informasi yang disampaikan ke media, sehingga mampu meminimalisir miss communication di kalangan khalayak luas. g. Dalam upaya membangun citra event Ngayogjazz Januari 2011 sebagai event jazz yang terbuka diupayakan oleh tim komunikasi dan divisi lain yang memiliki keterkaitan dalam upaya membangun citra event Ngayogjazz Januari 2011, melalui tindakan strategis (tindakan simbolik, kompetitif, dan relasional). Dalam upaya mengkomunikasikan identitas dan untuk membangun makna mengenai organisasi, tindakan simbolik yang dilakukan ialah melalui program pengembangan kompetensi dalam lingkup komunitas musik jazz di Yogyakarta dalam bentuk dukungan pembuatan album kompilasi Komunitas Jazz Jogja yang dianggap memiliki signifikansi terhadap citra Ngayogjazz Januari 2011. Selanjutnya, tindakan kompetitif dilakukan tim komunikasi event Ngayogjazz Januari 2011 dan divisi terkait dengan inovasi dan pengembangan yang mencakup pengembangan konsep dan tema acara termasuk dalam proses penyusunan pesan, serta desain artistik dan komunikasi visual. Dan terakhir, program community relations dan media relations serta strategic partner merupakan tindakan relasional yang lebih ditujukan untuk menciptakan hubungan dengan mitra kerja kunci event Ngayogjazz Januari 2011, yaitu masyarakat sekitar tempat diselenggarakannya event Ngayogjazz Januari 2011, media, dan Dagadu Djokdja. h. Dalam hal pengevaluasian, tim komunikasi event Ngayogjazz Januari 2011 menerapkan evaluasi dengan cara berdiskusi melalui rapat rutin untuk membahas berbagai hal yang berkaitan dengan strategi komunikasi yang telah dilaksanakan. Evaluasi pelaksanaan strategi komunikasi yang dijalankan tim komunikasi event Ngayogjazz Januari 2011 dilakukan seusai acara berlangsung, melalui rapat rutin yang membahas tentang bagaimana eksekusi dari strategi komunikasi yang telah disusun di awal. Untuk mendapatkan data sebagai bahan evaluasi, setiap kelompok kerja diwajibkan untuk membuat laporan dalam bentuk tabel perencanaan dan implementasi program komunikasi Ngayogjazz Januari 2011. Dari kedua tabel tersebut kemudian dapat terlihat hasil yang dicapai dengan melakukan perbandingan. Melihat masih kuatnya pandangan publik akan citra musik jazz sebagai musik bagi kaum elit, maka bisa dikatakan bahwa eksekusi program-program strategi komunikasi yang dijalankan belum efektif dan apalagi efisien. Meskipun tim komunikasi event Ngayogjazz Januari 2011 telah mempunyai strategi yang lengkap dari mulai pesan, media, audiens, dan perencanaan program, tetapi karena eksekusi yang kurang sistematis, analisis khalayak dan pemilihan media yang kurang tepat, community relations dan media relations yang tidak maksimal maka efektivitas komunikasi tidak tercapai, sehingga program-program yang ada masih perlu ditingkatkan lagi. Walau begitu, evaluasi juga dapat dilakukan dengan melihat hasil-hasil dari program-program komunikasi yang dilaksanakan tim komunikasi event Ngayogjazz Januari 2011, salah satunya yaitu dengan melihat bagaimana kualitas publisitas (liputan media) mengenai Ngayogjazz Januari 2011 di beberapa media lokal maupun nasional. Press clippings merupakan hal yang penting dalam mengukur citra event. Meskipun dirasa belum efektif dan efisien, tetapi startegi yang dijalankan tim komunikasi event Ngayogjazz Januari 2011 telah menciptakan publisitas positif di media. Pembentukan citra positif di media tentunya menjadi salah satu faktor yang semakin memudahkan untuk mewujudkan tujuan dalam memasyarakatkan musik jazz secara lebih luas ke pelosok Nusantara.

Kata Kunci : Komunikasi


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.