Partisipasi Sebagai Strategi Pemberdayaan Petani Melalui Program SL-PTT Padi Dan Jagung Di Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman
MARYATUN, Wahyudi Kumorotomo
2011 | Skripsi | Manajemen dan Kebijakan Publik (dh. Ilmu Administrasi Negara)Kurang lebih 65% penduduk Indonesia tinggal di daerah pedesaan, dan mereka mayoritas bekerja di sektor pertanian. Kebijakan pemerintah selama ini tidak memberi dukungan dan topangan cukup kepada para petani. Kecenderungan merosotnya Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan bukti ketidakberdayaan pemerintah dalam mengatur sektor pertanian, di samping tidak pekanya pemerintah terhadap nasib petani. Pemberdayaan petani merupakan salah satu cara yang dapat mendorong usaha untuk menciptakan lapangan kerja dan menguntungkan sebagian besar masyarakat Indonesia, yaitu para petani. Kabupaten Sleman memiliki areal lahan persawahan paling luas bila dibanding empat kabupaten lain yang ada di Yogyakarta. Untuk mengatasi permasalahan diatas, maka salah satu program peningkatan produksi yang digulirkan oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian, diantaranya melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian dan Badan Litbang Pertanian adalah melalui Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) di 32 propinsi, termasuk di DIY. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman dalam memberdayakan petani melalui pelaksaan Program SL-PTT Padi dan Jagung. Penelitian ini merupakan suatu analisis deskriptif terhadap proses pemberdayaan terhadap petani melalui program SL-PTT dengan menggunakan metode kualitatif. Adapun sumber data yang diperoleh yaitu dengan menggunakan studi pustaka, observasi, dan wawancara mendalam (indepth interview) terhadap pemerintah daerah setempat, masyarakat serta dunia usaha sebagai informan dengan teknik purposive sampling. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang lebih mendetail dan akurat. Berdasarkan hasil penelitian, pemberdayaan petani melalui program SL-PTT dilakukan dalam beberapa tahapan yang dimulai dengan pemilihan obyek binaan, proses pelaksanaan kegiatan yang meliputi rekrutmen tenaga fasilitator, proses pembentukan kelompok, dan proses penyusunan rencana kegiatan kelompok. Tahap selanjutnya adalah penyaluran bantuan serta monitoring dan evaluasi terhadap berbagai kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya. Dari keseluruhan rangkaian tahapan yang telah dilakukan, terlihat bahwa pemberdayaan yang dilakukan terhadap petani melalui program SL-PTT sudah berjalan dengan baik.
Kata Kunci : Pemberdayaan Petani