Laporkan Masalah

Bangunan Omah Joglo di Mata Masyarakat Kotagede : Studi tentang Perubahan Penghargaan Masyarakat terhadap Keberadaan Omah Joglo di Kelurahan Jagalan, Prenggan, Purbayan Kotagede

MELATI, Sri Rahayu Sumarah

2011 | Skripsi | Sosiologi

Kotagede, sebagai daerah tua banyak menyisakan peninggalan-peninggalan, baik yang bersifat fisik (tangible) ataupun non-fisik (intangible). Daerah ini sudah ditetapkan oleh Pemerintah DIY sebagai salah satu kawasan cagar budaya. Daerah ini memiliki banyak bangunan berarsitektur kuno, selain bangunan bernuansa Indische, masih banyak juga bangunan berarsiktekur jawa tradisional. Omah joglo, salah satu bentuk yang banyak berdiri di daerah ini. Dalam kehidupan masyarakat Jawa, omah memiliki makna lebih selain tempat tinggal, setiap bagian-bagiannya memiliki filosofi tersendiri, ini yang merupakan bentuk dari peninggalan non-fisik (intangible). Tiga kelurahan yang masih terdapat omah joglo ialah Prenggan dan Purbayan yang terletak di Kecamatan Kotagede dan Jagalan yang terletak di Kecamatan Banguntapan. Sekarang ini, omah joglo yang tersisa di Kotagede sudah mulai berkurang, ada yang berpindah, ada juga yang memang sengaja dirubuhkan dan diganti dengan bangunan yang lebih modern. Berkurangnya populasi bangunan omah joglo ini merupakan akibat dari perubahan sosial yang semakin lama terjadi secara cepat. Penulis menyimpulkan untuk sementara bahwa tingkat ekonomi dan tingkat pengetahuan mempengaruhi tingkat penghargaan masyarakat dan pola perilaku pelestarian pada omah joglo yang tersisa. Kesimpulan sementara yang penulis ambil dianalisis dengan 3 konsep teori sosiologi, teori posistivisme yang dikemukakan oleh Auguste Comte, interaksionisme simbolik Mead dan Blummer dan teori pilihan rasional dari James S Coleman. Dalam penelitiannya, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan alat analisis deskriptif. Informan yang diambil adalah masyarakat pemilik omah joglo yang terawat dan tidak lagi terawat. Lalu dalam teknik pengumpulan data penulis menggunakan beberapa metode, yaitu observasi, wawancara dan teknik dokumenter. Setelah data terkumpul, lalu dilakukan reduksi data sehingga memudahkan untuk dibaca ketika penyampaian data. Perubahan penghargaan di Kotagede paling dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan masing-masing individu, setelah itu baru tingkat ekonomi. Dua hal ini merupakan pemicu perilaku masyarakat dalam berperilaku terhadap omah joglo mereka. Akibatnya ialah terawat dan tidak terawatnya omah joglo tersebut. Masyarakat Kotagede sekarang ini ma sih memiliki tingkat penghargaan (apresiasi) terhadap omah joglo, tetapi dengan tingkat yang berbeda-beda. Perubahan akan terjadi seiring dengan berubahnya masing-masing individu pemilik omah joglo.

Kata Kunci : Kebudayaan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.