Laporkan Masalah

Mitigasi Bencana Gempa Bumi Secara Non Struktural : Studi Kasus Pada Pelatihan dan Pendidikan Kebencanaan di Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul.

Lery Pebyanti, Erwan Agus Purwanto

2011 | Skripsi | Manajemen dan Kebijakan Publik (dh. Ilmu Administrasi Negara)

Bencana gempa bumi merupakan ancaman bencana di berbagai daerah di Indonesia termasuk Desa Trimurti Kabupaten Bantul. Bencana tersebut telah menimbulkan dampak yang cukup besar bagi semua pihak baik masyarakat maupun pemerintah. Sesungguhnya fenomena bencana gempa bumi tersebut benar-benar menjadi ancaman masyarakat karena tingkat kerentanan masyarakat yang tinggi yaitu kemampuan dan pengetahuan masyarakat yang rendah dalam mengelola sebuah bencana. Oleh karena itu, pemerintah dalam hal ini berupaya untuk melakukan tindakan atau upaya mitigasi bencana non struktural untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan pengetahuan masyarakat dalam mengelola bencana melalui pelatihan atau pendidikan kebencanaan untuk masyarakat. Sehingga masyarakat mempunyai inisiatif dan mandiri dalam menghadapi sebuah bencana dan resiko bencana dapat diminimalisir bahkan dihilangkan sama sekali. Penelitian ini mencoba mendeskripsikan bentuk-bentuk pelatihan baik yang diselenggarakan pemerintah maupun lembaga donor, serta penelitian ini akan menganalisis tentang pelatihan/pendidikan yang diselenggarakan selama ini ternyata belum mampu meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan kemampuan masyarakat dalam menghadapi bencana. Aspek yang akan dianalisis seperti proses koordinasi dan komunikasi, partisipasi masyarakat, peran organisasi lokal, dan peran tokoh masyarakat dalam kegiatan pelatihan kebencanaan. Oleh karena itu, metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan fenomenologi. Sumber data berupa data primer dan data sekunder, data tersebut diperoleh melalui wawancara, dokumentasi dan observasi. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa pelatihan/pendidikan kebencanaan yang diselenggarakan di Desa Trimuti belum efektif karena pelatihan tersebut hanya terfokus untuk para fasilitator atau relawan kampung tetapi tidak melibatkan semua kalangan masyarakat, para relawan atau fasilitator yang dipercaya untuk mewakili masyarakat ternyata belum mampu menyalurkan informasi atau pengetahuan kepada masyarakat karena kesulitan memahami materi dan daya ingat mereka terbatas. Serta pelatihan tersebut tidak sustainable karena keterbatasan waktu dan dana. Selain itu, koordinasi dan komunikasi kurang berjalan dengan efektif sehingga pelaksanaan pelatihan tidak sesuai dengan yang diharapkan, peran tokoh masyarakat dan organisasi lokal kurang maksimal dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan tersebut, sehingga masih banyak masyarakat yang belum mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam menghadapi ancaman bencana di daerahnya. Sehingga saran dari peneliti, upaya yang perlu dilakukan agar pelatihan/pendidikan kebencanaan tersebut mampu meningkatkan kemampuan dan pengetahuan masyarakat yaitu melakukan pelatihan secara sustainability dan meningkatkan peran dan kemandirian tokoh masyarakat, masyarakat dan organisasi lokal dalam kegiatan kebencanaan. Membuat manajemen krisis baik ditingkat desa maupun dusun. Selain itu memperkuat peran dan kemandirian FPRB di Desa Trimurti, dengan ini pemerintah harus mendampingi FPRB agar selalu eksis dan kegiatan yang diselenggarakan berkelanjutan.

Kata Kunci : Manajemen Bencana


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.