Strategi Pengembangan Museum Sonobudoyo Yogyakarta Sebagai Daya Tarik Wisata
Nur Alifah Rahmayanti, I Made Krisnajaya
2011 | Skripsi | Manajemen dan Kebijakan Publik (dh. Ilmu Administrasi Negara)lokasinya sangat strategis yaitu di pusat kota Yogyakarta. Museum Sonobudoyo merupakan satu-satunya museum milik Pemerintah Propinsi DIY yang berstatus sebagai museum negeri dan merupakan UPTD dari Dinas Kebudayaan Propinsi DIY, sehingga seluruh pegawainya berstatus sebagai PNS dan setiap bulannya museum Sonobudoyo mendapatkan dana dari APBD Propinsi DIY, serta sesekali mendapat dana dari APBN. Di dalam museum ini terdapat 10 jenis koleksi dengan total jumlah koleksi 43.583 buah. Meskipun begitu, wisatawan yang mengunjungi museum Sonobudoyo dari tahun ke tahun semakin menurun, karena wisatawan menganggap museum hanya merupakan tempat untuk menyimpan barang antik yang terkesan kuno, seram, gelap, sehingga diperlukan strategi yang tepat dalam pengembangan museum Sonobudoyo sebagai daya tarik wisata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif deskriptif dengan action research, sehingga dapat diperoleh data yang lengkap mengenai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada di museum Sonobudoyo. Data tersebut dikategorikan sesuai pertanyaan pada rumusan masalah dan diolah dalam matriks SWOT yang kemudian dilakukan analisis SWOT untuk dihasilkan isu-isu strategis yang kemudian di tes melalui Tes Litmus dengan tujuan agar dapat diketahui isu-isu yang paling strategis, sehingga dapat dijadikan strategi. Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kekuatan / Strength (S) yaitu lokasi yang strategis, selalu mendapat dana APBD setiap tahun, kelengkapan koleksi dan status sebagai museum negeri. Kemudian kelemahan / Weakness (W) yaitu promosi kurang maksimal, fasilitas kurang lengkap, jumlah pegawai belum sesuai dengan kebutuhan, penguasaan bahasa asing kalangan pegawai masih kurang. Lalu peluang / Oppurtunity (O) yaitu kemajuan teknologi, kerjasama dengan instansi lain, wisatawan mancanegara tertarik mengunjungi museum. Selanjutnya, ancaman / Threat (T) yaitu belum adanya peraturan yang mengatur khusus tentang permuseuman, kesadaran masyarakat mengunjungi museum masih rendah, anggapan miring terhadap museum. Lalu setelah hal tersebut dianalisis, maka dibuat dalam matriks SWOT. Dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang serta meminimalisir kelemahan dan menghadapi tantangan, maka dihasilkan isu strategis. Isu strategis diuji melalui Tes Litmus, sehingga dihasilkan 4 strategi yaitu kerjasama dengan travel agent dan daya tarik wisata lain di sekitar museum Sonobudoyo, memberikan pelatihan kepada pegawai dengan kerjasama pada pihak lain, penataan display pameran yang menarik, membangun citra museum yang baik bagi masyarakat. Saran dari penelitian ini yaitu perlu ditingkatkannya promosi wisata museum melalui berbagai media, perlu ditambahnya fasilitas yang masih belum ada di museum Sonobudoyo, perlu perhatian dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi DIY, perlu dicobanya strategi pada hasil penelitian ini, serta mengusulkan kepada kepala museum Sonobudoyo agar isu-isu yang berkategori cukup strategis dan operasional dijadikan sebagai program kegiatan tahunan. Kata kunci: Strategi, Pengembangan, Daya Tarik Wisata.
Kata Kunci : Pariwisata; Yogyakarta