Laporkan Masalah

POLITIK IDENTITAS MUSLIM TIONGHOA DI YOGYAKARTA

Tr. Eka Ratnaningsih, Haryanto

2011 | Skripsi | Politik dan Pemerintahan (dh. Ilmu Pemerintahan)

Etnis Tionghoa merupakan minoritas di Indonesia, dan komunitas Muslim Tionghoa adalah minoritas dari etnis yang berpredikat minoritas tersebut. Masyarakat memandang negatif, tidak wajar, dan aneh terhadap keberadaan mereka. Padahal sejarah bercerita bahwa orang-orang Tionghoa justru mempunyai andil dalam penyebaran agama Islam di Indonesia. Pandangan aneh seperti itu sebenarnya merupakan keberhasilan dari politik pecah belah Belanda serta kebijakan politik Orde Baru dimana berbagai stigma negatif dilekatkan kepada orang-orang etnis Tionghoa. Stigma negatif tersebut terus terpelihara bahkan hingga turun-temurun. Orang-orang Tionghoa di Yogyakarta tetap ada yang memilih menjadi Muslim meskipun terdapat pandangan-pandangan negatif tersebut. Masing-masing individu Muslim Tionghoa memiliki alasan mengapa mereka memilih menjadi seorang Muslim. Alasan yang menyebabkan mereka menganut agama Islam bisa sangat politis, namun hal ini tidak dapat digeneralisasikan kepada seluruh Muslim Tionghoa. Namun, alasan ekonomi tidak menjadi penyebab mereka masuk agama Islam. Dalam menjalankan usahanya mereka tidak memandang agama. Muslim Tionghoa kemudian muncul sebagai identitas baru dengan budaya-budaya baru yang mereka miliki. Budaya baru yang mereka miliki tersebut antara lain pengajian Imlek dan lukisan kaligrafi Islam dengan motif huruf Han Zi. Bagaimana terbentuknya Muslim Tionghoa sebagai etnik baru tersebut terkait dengan proses fusi atau asimilasi etnis. Tionghoa dan Islam mengalami proses amalgamasi yang memunculkan identitas etnik baru ―Muslim Tionghoa‖ yang dipandang berbeda dari Muslim dan dari Tionghoa. Orang-orang Muslim Tionghoa mendapat berbagai tanggapan baik dari masyarakat maupun pemerintah. Mulai dari tanggapan positif hingga tanggapan negatif. Orang-orang Muslim Tionghoa pun berusaha merekonstruksi pemikiran masyarakat yang selama ini terlanjur negatif dalam menilai mereka. Mereka berupaya menegaskan identitas dengan berbagai cara. Orang-orang Tionghoa di Yogyakarta juga membentuk organisasi Muslim Tionghoa yakni PITI DIY sebagai bentuk formalisasi identitas yang mereka miliki. Selain itu mereka, baik secara individu maupun kelompok dalam PITI DIY, berusaha membangun relasi dengan aktor-aktor lain di luar mereka guna membangun citra positif. Dengan demikian mereka akan dapat diakui dan diterima keberadaannya serta tidak lagi mendapat perlakuan yang diskriminatif. Penulis bertemu langsung dengan responden, sehingga tulisan ini juga menampilkan pernyataan-pernyataan dari orang-orang Muslim Tionghoa. Kata kunci : identitas, politik identitas, identitas etnik baru, penolakan dan penerimaan identitas, penegasan identitas.

Kata Kunci : Etnis; Muslim


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.