MANAJEMEN STASIUN TELEVISI JARINGAN (Studi Kasus Manajemen Metro TV Jawa Timur dalam Memenui Aturan Sistem Siaran Televisi Berjaringan November 2009 – Mei 2010)
GILANG GUSTI AJI, Ana Nadhya Abrar
2011 | Skripsi | Ilmu KomunikasiReformasi bidang penyiaran dengan tujuan terwujudnya desentralisasi penyiaran diimplementasikan dalam bentuk sistem siaran televisi berjaringan (SSB). Sistem penyiaran baru ini berusaha merubah sistem penyiaran yang bersifat oligarkis dengan kepemilikan yang sedemikian terpusat agar membagi kemanfaatan dengan masyarakat lokal. Tujua nnya ialah tercapainya aspek diversity of content dan diversity of ownership. Wujudnya televisi nasional harus memiliki badan hukum baru di daerah, bisa membangun stasiun TV lokal jaringan atau bekerja sama dengan TV lokal. Belum juga berjalan, sistem ini sudah mendapat tantangan dari stasiun televisi nasional. Mereka menganggap sistem ini akan merugikan stasiun televisi nasional dimana akan ada keuntungan yang hilang. Akibatnya Perlawanan dari pihak TV nasional ini menghambat pelaksanaan SSB. Sedianya Sistem siaran televisi berjaringan ini harus dilaksanakan pada 28 Desember 2007 tetapi Menkominfo menundanya hingga dua tahun kemudian. Setelah melewati batas akhir pelaksanaan Sistem siaran televisi berjaringan tidak kunjung berjalan. Televisi nasional terkesan melaksanakannya setengah hati dengan memposisikan SSB sekadar formalitas saja. Penelitian ini mencoba melihat implementasi Sistem siaran televisi berjaringan dengan studi kasus pada manajemen sebuah televisi lokal jaringan. Lebih lanjut penelitian ini juga akan melihat usaha sebuah televisi lokal jaringan memenuhi aturan sekaligus bertahan hidup dalam konteks aturan tersebut. kata kunci: Sistem Siaran Televisi Berjaringan, Televisi Lokal Jaringan, Manajemen Televisi
Kata Kunci : Televisi