PERSAINGAN SENIMAN PENARI INDONESIA (Suatu Studi tentang Kedisharmonisan dan Strategi Eksistensi Penari Indonesia dalam Menciptakan Image Positif Masyarakat)
LALITA ATIKANDHARI, Andreas Soeroso
2010 | Skripsi | SosiologiSeni merupakan bentuk medium indrawi yang menarik dan ditata dengan rapi, dan diwujudkan untuk dikomunikasikan serta direnungkan. Seni bukan merupakan produk tak sengaja, tapi dipikir dan diciptakan melalui proses panjang. Untuk melestarikan dan mengembangkan seni, maka sering diadakan kompetisi, seperti yang telah dilakukan oleh TV7 bersama Denny Malik dan Ninik Avi Arianto pemilik PT Kharisma Persada Buana beserta tim Juri yang beranggotakan Ati Ganda (Studio 26), Acan Rahman (Studio Van Dance), Ari Tulang, Arinto (Alpha Dancer), dan lainnya yang telah mengadakan ajang kompetisi audisi Penari Indonesia, pada tahun 2006. Melalui proses panjang audisi dan pelatihan rutin dan intensif, maka terproduksi Penari Indonesia dibawah naungan Denny Malik yang siap menerima job untuk menghibur berbagai pihak. Permasalahan yang timbul dikarenakan sikap dan perilaku kompetitif kadangkala tidak selalu positif akan tetapi mengarah pada kedisharmonisan. Untuk itu penelitian ini ingin menjawab bagaimana wujud kedisharmonisan terbuka dan tertutup yang terjadi di kalangan para penari Indonesia. Untuk menjawab permasalahan tersebut, dilakukanlah penelitian terhadap 30 Penari Indonesia dengan populasi Penari Indonesia yang diambil 30 orang sebagai sampelnya. Teknik sampling dilakukan dengan cara stratified-area sampling, yaitu suatu teknik sampling berdasar pelapisan dan perbedaan lokasi subyek peneliti, Selain penari, telah diteliti pula sejumlah informan dari kalangan penyelenggara, pelatih, koreografer, dan lain-lain. Teori yang digunakan sebagai alat analisis dalam penelitian ini adalah teori Pertukaran dari perspektif Perilaku Sosial. Perspektif ini menjelaskan bahwa perilaku manusia tidak terlepas dari keberadaan stimulus, proses, dan respons yang didasarkan pada sikap yang mempertimbangkan untung rugi (cost and reward). Melalui penggunaan teori tersebut dapat dibuktikan bahwa kehidupan para penari Indonesia mengalami kedisharmonisan tertutup dan terbuka. Bentuk dan jenis disharmonis tersebut ternyata tidak dapat dilepaskan dari faktor latar belakang struktur sosial dan budaya penari Indonesia. Kesimpulan dari penelitian ini adalah didapati hubungan antara kedisharmonisan dengan strata sosial dan budaya penari. Dalam kaitannya dengan kedisharmonisan ini, maka dapat dilihat bahwa kondisi disharmoni dapat terjadi dalam dua bentuk, yaitu disharmonis terbuka dan disharmonis tertutup. Disharmonis terbuka banyak terjadi pada para penari Indonesia yang memiliki strata sosial rendah, sedangkan bagi mereka yang memiliki strata sosial tinggi biasanya kondisi disharmoni terjadi pada ujud tertutup. Strategi penanggulangan dan pencegahan disharmonis serta strategi eksistensi penari Indonesia telah dilakukan oleh berbagai pihak meliputi penyelenggara, pelatih, koreografer, maupun penari Indonesia sendiri, agar disharmonis dapat diminimalkan. Apabila disharmoni dapat diminimalkan, maka image masyarakat terhadap para penari Indonesia pada khususnya dan para seniman tari pada umumnya dapat menjadi positif.
Kata Kunci : Konflik penari