NOVEL SEBAGAI KRITIK TERHADAP TRADISI KULTURAL PESANTREN ( Analisis Sosiologi Mengenai Novel Kidung Cinta Puisi Pegon karya Pijer Sri Laswiji )
Fahruroji, Andreas Soeroso
2010 | Skripsi | SosiologiAdanya keterlibatan wacana-wacana modern, baik yang berkaitan dengan struktural maupun dengan pemahaman baru lainnya terjadi dalam dinamika pesantren mempengaruhi keberadaan pesantren secara fundamental dan realistis sehingga menyebabkan problem bagi identitas kultural pesantren. Berkaitan dengan masalah diatas, maka dapat dilihat adanya permasalahan dalam sistem pemikiran dan kultural pesantren pada umumnya yang meliputi situasi riil sistem pemikiran dan mekanisme konkrit tradisi institusi pesantren, serta upaya rekonstruksi hal tersebut dalam upaya melakukan pembaharuan dalam memahami modernisasi sebagai sebuah realitas. Melalui karya sastra berupa novel Kidung Cinta Puisi Pegon, Pijer Sri Laswiji mencoba untuk menguak serta memberikan kritik terhadap perubahan tersebut, sehingga terasa adanya pemaknaan secara lebih bebas pada tataran kontekstual dan melihat apakah terjadi perubahan tradisi kultural pesantren ketika berhadapan dengan perubahan sosial di masyarakat. Peneliti mempergunakan novel Kidung Cinta Puisi Pegon karya Pijer Sri Laswiji sebagai unit analisis dan Pondok Pesantren Nurul Ummah Kotagede sebagai wilayah kultural dimana penulis menjadi santri saat menulis novel bersangkutan. Melalui pendekatan metode kualitatif, dan pengambilan data mempergunakan teknik dokumentasi dan wawancara, peneliti berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas. Dari data yang didapat, penulis mendapatkan temuan bahwa pertama, adanya keterlibatan wacana-wacana modern, baik yang berkaitan dengan struktural maupun dengan pemahaman baru lainnya terjadi dalam dinamika pesantren mempengaruhi keberadaan pesantren secara fundamental dan realistis sehingga menyebabkan problem bagi identitas kultural pesantren dan menimbulkan pergeseran ketokohan kyai yang terjadi karena struktur kelembagaan modern yang dipergunakan dan diadopsi oleh pesantren. Kedua, juga terlihat adanya model hubungan santri putra-putri yang terbangun saat batasbatas normatif sangat kuat dan mengakibatkan adanya pergeseran relasi sosial yang dibangun.
Kata Kunci : Budaya Pesantren