Laporkan Masalah

SEKOLAH ALAM : MODEL PEMBELAJARAN ALTERNATIF (Studi Kasus Mengenai Latar Belakang Kemunculan Sekolah Alam di Sekolah Alam Indonesia, Kelurahan Ciganjur, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan)

NEGGY GREGORY, Susetiawan

2010 | Skripsi | Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (dh. Ilmu Sosiatri)

Beberapa tahun belakangan ini, sejak kurikulum 1994 digulirkan sampai saat kurikulum tingkat satuan pendidikan dilaksanakan, dunia pendidikan Indonesia mulai menuai berbagai kritik. Dimulai dari kurikulum yang dinilai terlalu berat dan seragam untuk semua daerah, ilmu yang kurang aplikatif dan sesuai dengan keadaan masyarakat, pola pendidikan yang terlalu mendewakan aspek kognitif sebagai penilaian utama sehingga dianggap telah memenjarakan serta mengkerdilkan kreativitas sebagai manusia karena mencetak individu yang berbeda-beda menjadi output yang seragam, sampai kepada rendahnya angka HDI Indonesia di mata internasional. Sekolah yang merupakan perwujudan dari kebijakan pendidikan pemerintah pun tidak luput dari kritikan kesalahan, mulai dari paradigma mengenai posisi guru dan murid yang kaku, metode pembelajaran yang tidak variatif sampai kepada permasalahan fasilitas fisik. Dalam keadaan seperti ini, munculah sebuah lembaga pendidikan alternatif yang disebut „Sekolah Alam‟. Dari pemaparan tadi, penelitian ini bertujuan untuk mencari penjelasan mengenai apa yang melatarbelakangi berdirinya Sekolah Alam serta mengenai komponen-komponen lain yang ikut membangun Sekolah Alam sebagai sebuah lembaga pendidikan alternatif. Penelitian ini dilakukan di salah satu Sekolah Alam yang berlokasi di wilayah Kelurahan Ciganjur, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus sebagai metode pilihan. Informan yang terlibat dalam penelitian ini mencakup Kepala Sekolah Alam Ciganjur, Litbang, guru-guru kelas, orang tua anak didik di Sekolah Alam, serta pihak-pihak yang ikut membangun sekolah sejak awal berdiri. Untuk menelaah dan membedah fenomena kemunculan Sekolah Alam serta komponen lain di dalamnya, maka digunakan teori dehumanisasi dan perkembangan kesadaran dari Paulo Freire yang menyatakan bahwa „kesadaran‟ merupakan kunci penting bagi manusia untuk menjadi subyek aktif yang bebas dari tekanan, baik dalam proses berpikir serta bertindak, sehingga pada akhirnya manusia akan menjadi individu yang mampu menentukan nasibnya sendiri. Berdasarkan dari hasil penelitian, diketahui bahwa Sekolah Alam muncul sebagai reaksi atas sistem pendidikan dalam sekolah konvensional yang dinilai telah „memenjarakan‟ seorang anak dengan aturan-aturan baku, sehingga kemudian mengerdilkan potensinya sebagai seorang manusia yang mempunyai kecerdasan majemuk dan tidak mengakui adanya perbedaan keunikan tersendiri dalam diri setiap anak. Tujuan pendidikan Sekolah Alam adalah menghasilkan „generasi pemimpin‟ (khalifatullaah fil ‘ardh) untuk memperbaiki lingkungan dan bangsa, yang ditempuh dengan cara memberikan penanaman akhlakul karimah sebagai dasar, pembekalan kemampuan kepemimpinan (leadership) serta keterampilan hidup (lifeskill), serta penguasaan logika berpikir dalam diri anak. Dengan menggunakan kurikulum hasil modifikasi, pola pembelajaran tematik, paradigma serta metode pembelajaran yang berbeda, keterlibatan orang tua dalam proses pendidikan, juga dengan segala keunikan dan keterbatasannya, Sekolah Alam coba memberikan opsi baru dalam peta pendidikan di Indonesia. Sebuah lembaga pendidikan yang muncul dengan cita-cita agar anak mendapatkan pendidikan yang membebaskan, menikmati masa sekolahnya dan mampu mengenal serta mengembangkan potensi dalam dirinya.

Kata Kunci : Pendidikan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.