Fenomenologi dalam Tafsir Kebudayaan Geertz
Atiyatul Izzah, Sunyoto Usman
2010 | Skripsi | SosiologiTeori fenomenologi sebagai sebuah aliran filsafat sosial memberi sumbangan terhadap pengungkapan realitas sosial. Ia memberi sudut pandang lain bagi diskusi ilmu sosial. Terutama pendapatnya mengenai realitas tertinggi(paramount reality) yaitu realitas dari penghayatan dan praktik sehari- hari. Fenomenologi sosial mewarnai ilmu sosial di Amerika sejak Alfred Schutz memopulerkannya. Berkembang bagi pemikir selanjutnya. Misalnya sosiologi pengetahuan lewat Berger dan Luckmann. Metode radikal gaya Granfinkel lewat Etnometodologi. Juga persinggungan Metodologis dengan penafsir budaya, Clifford Geertz. Jasa fenomenologi bagi khasanah ilmu sosial adalah kontribusi terhadap definisi realitas sosial. Definisi tersebut memberi implikasi terhadap formula metodologi. Karena seorang peneliti dituntut untuk bisa memaknai dua alam ampibi, dunia sosial dan dunia ilmu pengetahuan. Dalam pengertian tersebut, jarak peneliti dengan realitas yang diteliti semakin dekat dan intim. Walaupun secara metode, teori fenomenologi diterjemahkan dalam berbagai teknik metodologis. Termasuk diantaranya(yang dijadikan contoh dalam riset ini), metodologi yang diusulkan Geertz dengan Thick Description. Metodologi merupakan sebuah persinggungan antara pengetahuan diluar sana dengan dunia ilmu pengetahuan. Metodologi digunakan untuk mempersoalkan bentuk dan logika studi ilmiah. Sehingga pesoalan ini tidak terbatas pada masalah isu satu disiplin. Tak ayal diskusi mengenai metodologi (dalam ilmu sosial) merupakan titik kritis bagi legitimasi ilmu dengan praktik sosial. Dan apa ya ng dikerjakan Geertz dengan Thick Description merupakan model ikhtiar terhadap inovasi metodologi terutama bagi studi kebudayaan. Interpretasi dalam pemahaman kebudayaan Geertz mengacu pada logika pikir fenomenologi- hermeneutik. Terutama irisan teoritik terhadap minatnya yaitu sistem simbol dan sistem makna. Kebudayaan merupakan proses pikiran yang aktif dan bergerak sesuai laju sejarah. Geertz biasa menggunakan alegori; tenunan yang dipintal sendiri oleh manusia. Kiasan tersebut mengandaikan kebudayaan sebagai konstruksi yang terbentuk dalam proses kehidupan. Titik kritis dari penelitian ini adalah persinggungan perkembangan teori bagi penciptaan realitas sosial dalam penelitian ilmu sosial humaniora. Terutama tafsir dan metodologi kebudayaan yang diusulkan Clifford Geertz.
Kata Kunci : Kebudayaan