Laporkan Masalah

MARGINALISASI MASYARAKAT LOKAL KAWASAN PARIWISATA DI KEPULAUAN NATUNA (Studi Di Kecamatan Pulau Tiga Kabupaten Natuna)

TISNA SURYA ADI PRENANTO, S. Djuni Prihatin

2010 | Skripsi | Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (dh. Ilmu Sosiatri)

Terciptanya kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan dan cita-cita pembangunan suatu negara. Untuk peran itulah negara beserta perangkat-perangkat politiknya ada. Artinya, negara bertanggungjawab penuh atas kondisi kesejahteraan masyarakatnya. Namun, dalam implementasinya masih banyak terjadi praktek-praktek ketimpangan sehingga menjadikan masyarakat miskin semakin jauh dari kondisi sejahtera. Ironinya, seringkali kemiskinan itu terjadi justru di tengah-tengah kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Ketidakadilan dalam pengelolaan sumber daya tersebut adalah indikasi kegagalan negara dalam memerankan peranannya. Penelitian ini mengkaji tentang bentuk dan proses marjinalisasi yang terjadi dalam masyarakat lokal di Pulau Tiga Kabupaten Natuna, serta menjawab pertanyaan mengapa masyarakat lokal tidak mampu mengubah kondisi mereka di tengah-tengah kekayaan sumber daya alam. Aktivitas pariwisata yang seharusnya menjadi icon daerah ini dalam kenyataannya juga tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat. Fenomena ini merupakan hal yang menarik untuk dikaji lebih dalam. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif-kritis. Teknik pengumpulan data dengan metode observasi partisipatif dan wawancara mendalam didasarkan kepada kebutuhan untuk mendapatkan informasi yang sebenar-benarnya dari berbagai pihak, bukan hanya dari kalangan masyarakat lokal Natuna saja sebagai informan utama, tapi juga dari pihak pemerintah, LSM, para penduduk pendatang dan wisatawan. Hasil penelitian yang ditemukan adalah bahwa masyarakat lokal di Kabupaten Natuna memiliki tingkat kesejahteraan yang rendah. Di tengah-tengah Sumber Daya Alam (SDA) yang berlimpah, mereka masih terjerembab dalam garis kemiskinan. Mereka hidup dalam berbagai macam keterbatasan, dari mulai keterbatasan pendidikan, modal, hingga akses terhadap pekerjaan yang bersifat publik. Selain itu mereka juga mengalami bentuk marjinalisasi. Beberapa bentuk marjinalisasi yang terjadi antara lain mereka tidak mampu mengakses pekerjaan yang bersifat publik dan tidak mendapatkan bantuan dana sosial dari pemerintah secara adil dan merata. Selain itu mereka juga mendapatkan ketidakadilan karena perilaku elit masyarakat yang pilih kasih. Marjinalisasi masyarakat lokal secara internal disebabkan karena karakteristik masyarakat yang boros, manja, berpendidikan rendah, dan tidak berfikir jangka panjang, sehingga menjadikan mereka masyarakat yang tidak memiliki sensitifitas dan kemampuan adaptasi terhadap perubahan sosial. Sementara itu, diwaktu yang sama hadirnya para pendatang dan orang-orang Cina yang notabene memiliki tingkat pendidikan dan keterampilan dagang yang lebih tinggi telah meminggirkan mereka. Lebih-lebih, sistem pemerintahan yang masih mewarisi gaya Orde Baru mengakibatkan program-program pembangunan tidak bisa berjalan dengan efektif. Karena faktor-faktor inilah maka marjinalisasi terjadi secara terus-menerus.

Kata Kunci : Masyarakat Lokal


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.