Laporkan Masalah

DAMPAK KEBIJAKAN BOLIVARIAN HUGO CHAVEZ TERHADAP PENGUATAN KELAS BAWAH DI VENEUELA

Nailatul Authary, Eric Hiariej

2010 | Skripsi | Ilmu Hubungan Internasional

Kemunculan seorang Hugo Chavez sebagai Presiden Venezuela telah menjadi fenomena dan mencuri perhatian tidak hanya di dalam negerinya tetapi juga di beberapa negara di dunia. Ide-idenya yang revolusioner dan bercorak populis membuat ia muncul sebagai sosok pemimpin baru di tengah-tengah kondisi dunia yang kebanyakan dikuasai oleh pemimpin-pemimpin yang menganut paham pasar bebas. Kebijakan-kebijakan Chavez yang cenderung radikal membuat Chavez menjadi sosok yang kontroversial bagi sebagian orang. Namun demikian terlepas dari kontroversi dan kekurangan yang ada, kebijakan-kebijakan Chavez nyatanya mampu membawa dampak positif bagi masyarakat di dalam negerinya. Eksistensi Chavez sebagai seorang populis makin dikuatkan dengan munculnya gerakan revolusi pink tide yang ia bentuk bersama beberapa pemimpin negara di Amerika Latin lainnya pada tahun 2004 di Havana, Kuba. Gerakan ini terdiri dari para pemimpin negara yang memiliki ideologi sejalan dengan Chavez yakni menentang ideologi pasar bebas dan kebijakan privatisasi. Negara-negara yang termasuk dalam gerakan ini diantaranya ialah Venezuela, Kuba, Brazil, Bolivia serta Nikaragua. Dukungan dari negara-negara tersebut memberikan kekuatan tersendiri bagi Chavez untuk terus melakukan perubahan-perubahan radikal di Venezuela, khususnya terkait penghapusan pola kebijakan neoliberal yang mendominasi ekonomi Venezuela sebelum era Chavez. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa Chavez sangat menentang pola-pola kebijakan pasar bebas dalam sistem ekonomi Venezuela. Menurut Chavez kebijakankebijakan ala Barat justru yang pada akhirnya membuat masyarakat makin terpuruk dalam kondisi ekonomi dan sebaliknya korporasi-korporasi dan perusahaan raksasa menuai keuntungan ekonomi yang berlimpah dari adanya pasar bebas. Hal inilah yang kemudian melatarbelakangi Chavez untuk melahirkan apa yang disebut dengan Revolusi Bolivarian pada tahun 1999. Salah satu tujuan utamanya ialah menguatkan masyarakat kelas bawah yang selama ini mengalami keterpurukan di bidang ekonomi juga politik. Penguatan disini maksudnya ialah agar masyarakat kelas bawah secara ekonomi dapat mandiri dan mampu memenuhi kebutuhannya dan secara politik mereka memiliki kuasa dan kekuatan dalam berbagai proses yang ada khususnya terkait proses perumusan kebijakan. Sejak diluncurkannya Revolusi Bolivarian pada tahun 1999 serta dibuatnya konstitusi baru menggantikan konstitusi yang lama, Venezuela akhirnya masuk ke dalam suatu era revolusi yang membawa sejumlah perubahan signifikan bagi kehidupan masyarakat secara keseluruhan, khusunya bagi rakyat miskin. Di bidang sosial Chavez mulai memperbaiki kualitas pendidikan dan kesehatannya melalui Mission Barrio Andentro yang menyediakan pelayanan kesehatan gratis bagi rakyat miskin serta Mission Robinson I dan II yang berhasil menyekolahkan ratusan ribu anak-anak Venezuela dan memberantas buta huruf di seluruh penjuru Venezuela. Di bidang perbaikan ekonomi rakyat, Chavez menjalankan sejumlah kebijakan yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan lapangan pekerjaan dan yang tidak kalah penting jumlah penduduk miskin juga mengalami penurunan yang cukup signifikan. Selain itu pula, pemerintah berusaha mendorong adanya kemandirian ekonomi dengan menjalankan sejumlah proyek ekonomi kerakyatan yang dikelola oleh masyarakat secara independen, salah satunya ialah Fabricio Ojeda Endogenous Development Nucleus. Proyek tersebut didanai sepenuhnya oleh PDVSA dan dijalankan secara mandiri oleh masyarakat dan keuntungannya juga pada nantinya diperuntukkan kepada masyarakat itu sendiri. Dampak dari proyek-proyek semacam ini sangat positif misalnya peningkatan jumlah lapangan pekerjaan serta meningkatkan pendapatan rakyat melalui usaha yang mereka kelola sendiri. Revolusi Bolivarian yang dijalankan oleh Hugo Chavez tidak hanya bertujuan untuk memperbaiki kondisi ekonomi rakyat miskin melalui redistribusi kekayaan dari hasil penjualan minyak Venezuela. Selain itu, Chavez juga menjalankan sejumlah kebijakan yang bertujuan untuk menguatkan kelas bawah secara politik melalui usaha-usaha peningkatan partisipasi masyarakat. Kebijakan peningkatan partisipasi masyarakat kelas bawah dilakukan melalui reformasi kebijakan terkait Pemilu, pembentukan Dewan Masyarakat serta Media Komunitas. Di bidang Pemilu, pemerintah menjalankan Mission Identidad untuk memberikan kemudahan bagi rakyat miskin mendaftar sebagai pemilih dan pemerintah juga meningkatkan jumlah tempat-tempat pemungutan suara di daerah pelosok Venezuela untuk memudahkan rakyat miskin untuk memilih. Kemudian pemerintah juga mendorong terbentuknya sejumlah Dewan Masyarakat serta Media Komunitas yang bertujuan untuk memberikan kekuasaan kepada masyarakat, khususnya masyarakat miskin, untuk merumuskan arah kebijakan bagi lingkungan masyarakatnya. Selain itu, masyarakat juga dapat secara bebas menyampaikan aspirasi dan keluhannya melalui media-media yang dibentuk dan dikelola oleh masyarakat itu sendiri. Kesuksesan seorang Hugo Chavez dengan kebijakan Bolivariannya perlu menjadi pelajaran bagi negara-negara dunia ketiga lainnya yang juga ikut merasakan dampak dari globalisasi dan kebijakan neoliberal. Pertama, perlu disadari bahwa saat ini tingkat ketidakpuasan masyarakat akan kebijakan-kebijakan pemerintah yang dianggap pro barat semakin tinggi. Masyarakat merasakan bahwa dengan ikut dalam arus pasar bebas ala barat justru makin memperburuk kondisi ekonomi mereka dan makin banyak kekayaan-kekayaan alam milik negara dimiliki oleh pihak asing. Perusahaan asing makin merajalela dan perusahaan milik negara makin banyak pula yang diprivatisasi. Akibatnya, ekonomi kerakyatan, yang dianggap ideal oleh kebanyakan orang untuk melawan kebijakan pasar bebas, tidak terwujud dan masyarakat pada akhirnya harus mengikuti kebijakan yang ditetapkan oleh negara. Menurut saya, hal ini tidak lepas dari kurangnya ketegasan para pemimpin serta tersentralisirnya kekuasaan di pusat yang seharusnya dipegang oleh rakyat. Berbeda dengan apa yang terjadi di Venezuela, dimana Chavez sangat menekankan adanya kekuasaan di tangan rakyat karena ia yakin untuk menghapus kemiskinan, kekuasaan harus diberikan kepada rakyat. Chavez juga percaya bahwa kekuatan rakyat terletak pada independensinya serta solidaritas untuk menangani masalah bersama. Begitu juga dalam hal ekonomi, rakyat dituntut untuk memiliki suatu kemandirian dan kekuatan ekonomi sehingga mereka bisa memenuhi kebutuhan mereka secara layak tanpa dimanipulasi dan diintervensi oleh pihak-pihak luar yang justru mengambil alih kekayaan rakyat dan menyengsarakan rakyat. Singkatnya, terlepas dari berbagai kekurangan dalam kebijakan Bolivarian ala Chavez, negara-negara dunia ketiga, termasuk Indonesia, harus belajar untuk menjadi sebuah bangsa yang tegas untuk menentang segala kekuatan asing yang justru akan merugikan ekonomi rakyat. Selain itu, kemandirian ekonomi menjadi suatu hal yang juga harus diperhatikan agar masyarakat dapat memenuhi kebutuhan ekonominya tanpa intervensi pihak luar yang pada akhirnya menguasai ekonomi rakyat dan membawa masyarakat ke dalam kondisi ekonomi yang semakin tidak pasti.

Kata Kunci : Politik Veneuela


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.