Laporkan Masalah

STRATEGI DAN IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI (Studi Pemberdayaan Masyarakat pada Bidang Pendidikan di Desa Srimartani Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, DIY)

Haga Sagia, Mudiyono

2009 | Skripsi | Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (dh. Ilmu Sosiatri)

Persoalan kemiskinan dan pengangguran yang masiv di Indonesia merupakan latar belakang dibentuknya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri). Kompleksnya faktor penyebab persoalan tersebut membuat upaya penanggulangannya pun harus dengan menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat yang multi disiplin. Dengan dimensi pemberdayaan masyarakat pemerintah berupaya memadukan aspek-aspek penyadaran, peningkatan kapasitas, dan pendayagunaan dalam upayanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin dan memperluas lapangan kerja yang merupakan sasaran pokok dari PNPM Mandiri. Namun demikian meski telah mengusung tema pemberdayaan, namun dalam implementasinya di lapangan PNPM Mandiri seolah terlampau terfokus dengan sasaran pokoknya yakni sampai melupakan judul programnya sendiri. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri. Dengan melihat hasil-hasil programnya saja nyata-nyata PNPM Mandiri telah kehilangan sukmanya, yakni pemberdayaan masyarakat itu sendiri. Dan semakin jelas ketika dirunut kebelakang bagaimana proses yang terjadi sehingga hasil-hasil program PNPM Mandiri kurang mencerminkan adanya upaya pemberdayaan selain pemberian bantuan-bantuan yang kurang menyentuh akar permasalahan yang ada di dalam masyarakat tersebut. Baik outcome maupun process masih jauh dari semangat pemberdayaan. Tercatat dalam laporan akhir Tim Pengelola Kegiatan (TPK) PNPM Mandiri Desa Srimartani tahun 2008, hasil program Bidang Pendidikan antara lain yakni berupa plosotan untuk sebuah PAUD dan keranjang bola untuk sebuah TK. Tanpa bermaksud mengurangi fungsi Alat Permainan Edukatif tersebut bagi perkembangan anak, namun bantuan tersebut belum dapat dikatakan telah memberdayakan. Terlebih lagi apabila dilihat bagaimana proses sehingga usulan bantuan tersebut terwujud. Diketahui bahwa bantuan tersebut merupakan usulan dari beberapa orang kader yandu. Sementara usulan dari warga miskin itu sendiri kurang terwadahi. Kurangnya partisipasi penuh dari warga miskin selain sejumlah kecil perwakilan dari mereka, dan kurangnya upaya peningkatan kesadaran baik dalam proses sosialisasi maupun dalam tahap perencanaan maka program PNPM Mandiri masih belum bisa dianggap sebagai sebuah program pemberdayaan masyarakat selain mobilisasi masyarakat. Seperti kata Soetomo (2008), “Keterlibatan tanpa didorong oleh rasa kesadaran dan determinasi tidak dapat disebut sebagai partisipasi dan lebih tepat disebut sebagai mobilisasi pembangunan.”. Adapun penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Pengambilan sampel informan dilakukan secara purposive sampling. Informan yang diambil berjumlah 15 orang, 4 orang berasal dari fasilitator PNPM, 1 orang dari TPK Desa Srimartani, 2 orang dari kelurahan, 8 orang dari Sekolah (TK dan Paud).

Kata Kunci : Pemberdayaan Masyarakat


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.