Laporkan Masalah

GERAKAN SOSIAL BARU PEKERJA SENI YOGYAKARTA Kajian Mengenai Strategi Gerakan Sosial Baru Lembaga Budaya Kerakyatan (LBK) Taring Padi Yogyakarta

SRI ZULIARI, I Ketut Putera Erawan

2009 | Skripsi | Politik dan Pemerintahan (dh. Ilmu Pemerintahan)

Potret Gerakan Sosial Baru di Indonesia Gerakan sosial pekerja seni Yogyakarta yang tergabung dalam LBK Taring padi merupakan potret nyata New Social Movement yang ada di Indonesia. Pola gerakan maupun perjuangan yang diusung Taring Padi berbeda dengan gerakan-gerakan sosial sebelumnya (Gerakan Sosial Lama) yang lebih memperjuangkan redistribusi ekonomi dan kelas. Taring padi hadir sebagai sebuah gerakan seni pro rakyat yang memperjuangkan “ruang” dan melintasi batas-batas kelas sehingga tidak terpaku pada orientasi ekonomi semata. Dalam mencapai tujuannya, Taring Padi mempunyai strategi perjuangan ala mereka sendiri. Bentuk strategi mereka adalah melalui ekspresi simbolik yang dituangkan dalam simbol-simbol seni seperti seni rupa dan seni musik. Ekspresi simbolik Taring Padi sebagai bentuk kepeduliannya terhadap dunia politik, juga mereka visualisasikan melalui poster-poster pemilu sebagai proses pendidikan politik kepada rakyat. Taring Padi juga memiliki cara sendiri dalam memperoleh sumber daya organisasi baik sumber daya fisik maupun non fisik, dengan tetap mengedepankan semangat kemandirian mereka. Taring Padi dapat dikategorikan sebagai Gerakan Sosial Baru karena memiliki sejumlah indikator yang membedakannya dengan gerakan sosial lama. Perbedaannya terletak dalam hal ideologi, pengorganisasian gerakan, isu yang diperjuangkan, partisipan/aktor, dan scope geraannya. Individu dalam LBK Taring Padi terdiri atas para seniman realis, sehingga dalam menghasilkan karya-karya mereka cenderung menganut ideologi realis sosialis. Mereka menggambarkan realitas sosial yang terjadi dalam masyarakat lewat karya mereka, dengan memposisikan diri sebagai pengamat (observer) maupun sebagai individu yang terlibat langsung dalam proses sosial politik (take a part). Dari segi pengorganisasian gerakan, organisasi Taring Padi bersifat terbuka dan tidak menganut sistem hierarki (tidak ada struktur organisasi). Sedangkan dari segi skala pergerakannya Taring Padi memiliki skala gerakan yang cukup luas, yakni level nasional dan internasional. Ini terbukti dari kerjasama-kerjasama yang mereka lakukan dengan beberapa kolektif di dalam dan luar negeri. Taring Padi konsisten memperjuangkan masalah seputar politik,sosial dan seni budaya melalui karya-karya mereka. Individu atau partisipan LBK Taring Padi kebanyakan mempunyai background yang sama yakni sebagai seorang pekerja seni atau mahasiswa sebuah sekolah seni, sehingga perjuangan mereka dalam membela kepentingan rakyat juga melalui media seni berupa seni grafis/seni rupa dan seni musik. Seni rupa mereka tuangkan dalam poster-poster, aksi graffiti dan majalah bergambar yang bernama “Terompet Rakyat”. Dalam berseni rupa mereka memiliki ciri khas yakni menggunakan teknik cungkil kayu dan mengusung tema-tema yang pro kerakyatan dan anti penindasan. Sedangkan seni musik mereka tuangkan dalam grup musik Dendang Kampungan melalui lirik-liriknya yang membela rakyat kecil. Kiprah Taring Padi tidak bisa dipisahkan dengan perkembangan dunia kesenian di Yogyakarta. Sejak awal kemunculannya, Taring Padi telah menginspirasi para seniman lainnya untuk menciptakan karya-karya yang bertema sosial politik dan memperjuangkan “ruang” berkesenian. Beberapa kolektif kesenian pun muncul, seperti Rumah Grafis Minggiran, Apotik Komik, Daging Tumbuh dan lain-lain. Kehadiran beberapa kolektif ini memunculkan fenomena baru dalam perkembangan seni rupa di Yogyakarta yaitu seni rupa publik dengan konsep penolakan terhadap elitisme dalam berkarya seni. Kontribusi Studi Gerakan Pekerja Seni terhadap Teori Gerakan Sosial Baru Penelitian yang saya lakukan ini merupakan studi lebih lanjut untuk memberikan perhatian yang lebih mendalam terhadap kajian Gerakan Sosial Baru di Indonesia. Kajian Gerakan Sosial Baru ini mengambil fenomena gerakan para pekerja seni yang selama ini masih jarang dilakukan . Selain itu kajian ini memberikan perhatian kepada pekerja seni yang beraliran realis sosialis, yakni LBK Taring Padi yang belum banyak dibicarakan orang hingga kini. Ideologi realis sosialis dan kesamaan background sebagai sesama seniman, sedikit banyak memberikan pengaruh dalam perjuangan Taring Padi. Ekspresi simbolis melalui seni menjadi alat utama perjuangan mereka dalam membela kepentingan rakyat. Hal ini menandakan adanya celah baru dalam perjuangan Gerakan Sosial Baru, bahwa strategi perlawanan dapat melalui apa saja, bahkan bisa melalui simbol-simbol tertentu, salah satunya adalah seni. Studi tentang pekerja seni Yogyakarta, termasuk studi politik karena kehadirannya memiliki kaitan erat dengan perubahan sosial politik yang terjadi di negeri ini. Seni yang diabadikan oleh para pekerja seni tidak hanya mampu menjadi saksi sejarah, tetapi bisa memiliki fungsi kritik, kontrol sosial bahkan mampu menjadi sarana pendidikan politik masyarakat melalui karya-karya yang dihasilkan. Tulisan mengenai Gerakan Sosial Baru ini masih banyak menyimpan celah untuk dikaji secara lebih mendalam. Namun kiranya penelitian ini dapat menginspirasi penelitian-penelitian selanjutnya mengenai Gerakan Sosial Baru khususnya para pekerja seni. Para Pekerja Seni di Yogyakarta dengan berbagai macam aliran seninya masih menyimpan banyak dimensi menarik untuk dikaji secara serius baik dari perspektif politis ataupun dari perspektif lain, tentu dengan sudut pandang yang berb

Kata Kunci : Gerakan sosial


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.