Laporkan Masalah

KOMUNIKASI KAUM GAY DI YOGYAKARTA Studi Etnografi Proses Komunikasi pada Kelompok Kaum Gay di Yogyakarta

MARLINA RIRIN INDRIYANI, --

2010 | Skripsi | Ilmu Komunikasi

Dari tiga kelompok gay yang diteliti, terdapat perbedaan maupun persamaan pada kelompok-kelompok gay tersebut. Untuk status sosial dan tingkat pendidikan tinggi komunikasi yang dilakukan baik secara verbal, non verbal, dan gaya kepemimpinan dalam kelompok mencerminkan karakteristik yang khas. Ditinjau dari komunikasi non verbal, kelompok gay pada kelompok Taman Sari Food Court ini menekankan pada simbol-simbol yang hampir sama dengan apa yang biasa kita lihat sebagai pria metroseksual. Baik dari unsur bahasa tubuh, penampilan sampai dengan parfum yang digunakan. Sementara ditinjau dari sisi komunikasi verbal, pada kelas ini menggunakan bahasa gaul sebagai pengantar komunikasi antar anggota namun mempunyai tingkat penggunaan yang tidak mendominasi, artinya hanya digunakan pada waktu tertentu ketika berkumpul di kelompoknya. Sementara ditinjau dari gaya kepemimpinan dalam kelompok, dalam kelompok ini terdapat kepemimpinan informal namun tidak terlalu menonjol, meskipun demikian kepemimpinan informal dalam kelompok ini mampu menjadi panutan dan mediasi dalam memecahkan dan menyelesaikan konflik dalam kelompok. Kelompok gay pada kelas menengah mempunyai pola dan karakteristik yang berbeda dengan dengan kelompok kelas atas. Dalam kelompok Raminten ini, komunikasi nonverbal mempunyai karakteristik yang hampir sama namun perbedaannya terletak pada penampilan fisiknya. Justru dalam kelompok menengah penampilan fisik sangat mengidentifikasikan dirinya sebagai seorang gay hal ini terlihat dari tampilan gaya metroseksual. Sementara untuk komunikasi verbal, dalam perbincangan sehari-hari penggunaan istilah-istilah yang hanya dimengerti oleh kelompok cenderung lebih sering digunakan namun masih dalam lingkup kelompok ataupun dalam berkomunikasi antar sesama gay diluar kelompok. Gaya kepemimpinan informal dalam kelompok kelas menengah ini justru tidak diakui atau lebih tepatnya tidak terlihat, Hal ini dikarenakan dalam satu kelompok terdiri dari jenjang umur dan tingkat ekonomi serta pendidikan yang hampir sama, sehingga adanya permasalahan dalam kelompok diselesaikan secara bersama-sama. Kelompok gay pada kelas menengah kebawah mempunyai karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan dua kelompok lainnya. Pada tataran komunikasi nonverbal pembedaan terletak pada tampilan yang sulit untuk diindentifikasikan sebagai seorang gay. Secara fisik dalam kelompok ini, kaum gay berpenampilan biasa layaknya orangorang normal. Penggunaan parfum juga tidak mengandung nuansa yang lembut. Komunikasi verbal dalam kelompok dilakukan secara vulgar, penggunaan kalimatkalimat berbau seksual dan bahasa-bahasa gaul khas kaum gay digunakan di semua tempat dan dilakukan dengan intensitas yang tinggi. Artinya bahasa kaum gay adalah bahasa sehari-hari anggota kelompok, baik dalam lingkup kelompok maupun di luar kelompok. Bahkan ketika berinteraksi dengan non gay bahasa ini tetap digunakan. Sedangkan gaya kepemimpinan dalam kelompok gay ini sangat kuat didominasi oleh sosok figur tertentu. Figur kepemimpinan informal ini dijadikan sebagai panutan dalam kelompok dan dihormati. Sehingga penyelesaian konflik dan permasalahan dalam kelompok akan langsung dapat diredam hanya oleh salah satu figur pemimpin informal ini. Gambaran di atas menunjukkan berbagai macam elemen yang membedakan antara tiga kelompok gay yang diteliti. Namun demikian, peneliti menemukan tidak hanya perbedaan tetapi juga adanya poin penting yang menandakan persamaan ketiga kelompok tersebut. Poin itu adalah, motivasi para kaum gay untuk masuk ke dalam kelompok tersebut, dimana tiap-tiap kelompok menawarkan atmosfer yang nyaman yang membuat tiap individu merasa mempunyai keluarga baru. Sifat kebersamaan yang dijunjung tinggi ketiga kelompok tersebut memberikan rasa aman dan nyaman bagi tiap individu untuk bebas berekspresi, berbagi, dan saling bertoleransi satu sama lain. Bahkan pada beberapa individu, menilai kelompok sebagai keluarga pertama mereka.

Kata Kunci : Gaya Hidup; Perilaku Seksual


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.