Laporkan Masalah

KEGAGALAN MODEL INTEGRASI IMIGRAN DI PRANCIS

Sofia Devi Ayudia, Samsu Rizal Panggabean

2009 | Skripsi | Ilmu Hubungan Internasional

Prancis merupakan negara dengan sejarah imigrasi yang panjang. Namun hingga saat ini Prancis masih menghadapi masalah dalam mengintegrasikan imigran ke dalam masyarakat. Model integrasi yang dijalankan selama ini tidak sepenuhnya berhasil mengintegrasikan imigran dan gagal mewujudkan kesetaraan bagi seluruh warga negara. Masih terjadi diskriminasi bagi imigran untuk me mperoleh tempat tinggal bersubsidi dan adanya hambatan bagi imigran untuk memperoleh jaminan kesehatan dan kesejahteraan sosial. Tindakan diskriminatif juga terjadi dalam pasar tenaga kerja dimana sejumlah perusahaan memberikan tanda pembeda ras pada berkas lamaran pekerjaan. Selain itu masyarakat dan pemerintah juga masih bersikap curiga terhadap imigran. Hal ini menyebabkan imigran gagal terintegrasi secara struktural. Sikap masyarakat Prancis yang mengagungkan kebudayaannya menyebabkan mereka tidak bisa menerima keberadaan budaya lain dalam masyarakat. Adanya xenophobia dalam masyarakat menyebabkan masyarakat Prancis sulit menerima imigran dan tetap menganggapnya sebagai orang asing walaupun imigran tersebut sudah memiliki kewarganegaraan Prancis. Hal ini semakin dilegalkan oleh model integrasi Prancis yang mengharuskan imigran untuk mengadopsi budaya Prancis. Kuatnya prinsip sekulerisme yang dianut masyarakat Prancis tanpa adanya definisi yang jelas tentang sekulerisme menyebabkan adanya perbedaan interpretasi dan menimbulkan perdebatan. Hal-hal tersebut menyebabkan integrasi interaktif gagal dicapai. Selain itu, perbedaan persepsi tentang budaya dan agama juga menjadi salah satu hambatan dalam proses integrasi imigran. Dilihat dari dimensi integrasi budaya dan integrasi identifikasi, imigran dapat terintegrasi dengan masyarakat Prancis. Hal ini terbukti dengan adanya kesediaan imigran untuk mengadopsi dan menjalankan budaya Prancis. Imigran juga memiliki rasa kepemilikan terhadap Prancis dan telah menganggap dirinya sebagai bagian dari masyarakat Prancis. Secara umum dapat disimpulkan bahwa model integrasi republik belum sepenuhnya berhasil mengintegrasikan imigran ke dalam masyarakat. Syarat-syarat keberhasilan integrasi, yaitu adanya pengakuan bahwa imigran memiliki hak yang sama dengan warga negara yang lain di bidang politik, sosial, ekonomi, budaya, dan agama, tidak berhasil dipenuhi. Tidak adanya penerimaan masyarakat juga menjadi penyebab kegagalan integrasi imigran. Hal ini terjadi karena model integrasi republik mensyaratkan persamaan budaya, yaitu budaya Prancis, yang pada akhirnya justru semakin menyuburkan xenophobia. Masyarakat Prancis cenderung menjadi seorang cauvinis yang menganggap bangsa dan kebudayaannya terlalu tinggi sehingga mereka enggan menerima adanya kebudayaan lain. Itulah sebabnya, masyarakat Prancis lebih dapat menerima imigran asal Eropa daripada imigran asal Afrika Utara, sebab imigran asal Eropa dianggap lebih dekat secara budaya dibandingkan dengan imigran asal Afrika Utara. Banyaknya imigran asal Afrika Utara, dengan kebudayaan asal yang banyak dipengaruhi kebudayaan Islam, sedikit banyak telah mempengaruhi kebudayaan Prancis. Masyarakat Prancis tidak siap menghadapi situasi tersebut dan cenderung menolak perubahan yang sebenarnya adalah hal yang wajar sebagai bagian dari dinamika bermasyarakat. Masyarakat Prancis khawatir keberadaan imigran yang membawa kebudayaan berbeda akan mengancam nilai- nilai dan budaya Prancis.

Kata Kunci : Politik Perancis


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.