Laporkan Masalah

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYA MELALUI PROGRAM COMMUNITY DEVELOPMENT PREMIER OIL

AN. HIDAYATULLAH, Suparjan

2009 | Skripsi | Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (dh. Ilmu Sosiatri)

Pemberdayaan masyarakat di wilayah pesisir terutama pada masyarakat kelompok nelayan menjadi tanggungjawab sosial perusahaan yang berada diwilayah operasinya. Premier Oil yang tergabung dalam Konsorsium Natuna Barat bersama perusahaan Conoco Phillips dan Star Energy berupaya mewujudkan CSR melalui implementasi kebijakan program Community Development yang secara khusus diupayakan dalam upaya penguatan kapasitas kelembagaan nelayan yaitu IKKNA. Harapan nyata dalam implementasi tidak hanya dijadikan sebagai legitimasi formal belaka dan dengan sungguh-sungguh menjalankan dan berkomitmen dalam kegiatan tanpa memandang charity semata. Upaya untuk mencapai keberhasilan melalui jalan partisipasi, kemanfaatan, keberlanjutan dan kemampuan pengelolaan program menjadi tujuan utama yang ditunjang pada pola pembinaan dan kemitraan yang sejajar sebagai wujud manifestasi social perusahaan dan bagian dari masyarakat Anambas. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang menekankan pada deskriptif analitik. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, FGD, dokumentasi, wawancara dan referensi yang relevan dimana secara teknis pengambilan informan dilakukan secara purposive sampling. CD officer perusahaan dan pengurus IKKNA beserta anggota serta pemerintah desa setempat menjadi sumber informasi dalam penelitian. Sasaran yang dijadikan kajian dalam penelitian ini adalah implementasi kebijakan CD perusahaan dan kelembagaan nelayan yang tersintesa dalam program budidaya ikan di Desa Putik Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas Provinsi Kepulauan Riau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan program CD perusahaan masih adanya kesan elitis dan upaya kompetisi menjaga citra diri dalam konsorsium dan kesan mekanisme top down walaupun dalam petunjuk telah tertuang pola swakelola sesuai regulasi BP Migas. Dalam konteks politik terbentuknya Kabupaten Kepulauan Anambas setidaknya menjadi titik awal dalam membangun kesadaran otonomi ekonomi lokal dalam dialektika kebijakan program CD. Keterlibatan CD officer lokal hanya memberikan upaya pendekatan semu dan belum memiliki kemampuan CO (Community Organizer) yang memadai ditambah lagi nilai kemanfaatan semu dan keberlanjutan semu. Perlu ada sebuah proses yang sistemik dalam pelaksanaan program CD dengan pembinaan, penyadaran dan pembentukan karakter dan sikap mental masyarakat nelayan secara periodik dan berkelanjutan. Tingkat partisipasi dan akseptabilitas program perlu diukur dari sudut pandang psiko-ekonomi masyarakat nelayan. Dalam dimensi kelembagaan nelayan dapat disimpulkan bahwa perlu ada upaya pembinaan, pendampingan dalam pengelolaan program. IKKNA belum sepenuhnya memahami tentang konsep organisasi dan kemandirian yang terangkai dalam keberlanjutan sosial, sumber alam dan ekonomi. Rendahnya partisipasi kelompok nelayan mengakibatkan disparitas sosial karena kesenjangan dan dikotomi ekonomi, belum adanya bentuk kontribusi sukarela, belum adanya respon positif, lemahnya integritas dan inisiatif anggota serta terbatasnya pola atau media komunikasi nelayan. Hal tersebut nampak dalam analogi makna simbolik perahu pompong nelayan masyarakat di Kepulauan Anambas. keyword : eksistensi, kemandirian, partisipasi, pemberdayaan nelayan, keberlanjutan semu dan manfaat semu.

Kata Kunci : Strategi


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.