Laporkan Masalah

Efektifitas Program Pelembagaan Partisipasi Perempuan Gunung Kidul Oleh LSM Idea

WRUHANTORO, Sigit,

2008 | Skripsi | Manajemen dan Kebijakan Publik (dh. Ilmu Administrasi Negara)

Abstraksi Ketidakadilan gender tidak lepas dari dari budaya patriaki yang melekat pada masyarakat, tertanam sejak dari sistem sosial terkecil yaitu keluarga hingga meluas ke lingkup masyarakat. Salah satu akibatnya yaitu prevalensi akses pendidikan, kesehatan dan akses politik dari perempuan. Penelitian ini memiliki tiga pokok bahasan yang mejadi konsep pembahasan yaitu konsep efektivitas, pelembagaan dan juga partisipasi. Teori utama yang digunakan dalam pengukuran efektivitas program pelembagaan perempuan yaitu menggunakan teori efektifitas dari Milton J Esman dan Henry dan kombinasi antara beberapa teori yaitu konsep partisipasi menurut Wilkipedia dan Sutoro Eko, konsep kelembagaan Hoarton dan Hunt. Program Pelembagaan Partisipasi Perempuan merupakan fenomena yang baru. Sehingga metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi atau bukti fisik, arsip, dan observasi. Sumber data primer dalam penelitian ini yaitu anggota kelompok perempuan, fasilitator program dan representasi dari birokrasi. Berdasarkan penelitian ini diperoleh data bahwa Program Pelembagaan Partisiasi Perempuan efektif dalam mengorganisir perempuan ke dalam kelembagaan sosial politik yang cukup luas hingga skala lembaga di level kabupaten. Implikasi dari partisipasi tersebut yaitu budaya perempuan yang telah aktif dalam forum yang berarti perempuan memiliki posisi tawar dalam menjaga aspirasinya. Posisi tawar juga dicapai dengan munculnya dukungan dari masyarakat sekitar dan Pemerintah Daerah Kabupaten Gunung Kidul untuk mengakomodir aspirasi perempuan dalam proses pembuatan keputusan. Terbukanya kesempatan bagi perempuan untuk beraktualisasi tersebut merupakan jaminan bagi pelembagaan partisipasi melalui perubahan mindset masyarakat dan birokrasi dengan pemikiran yang lebih sensitive gender. Berdasarkan data tersebut, penelitian ini memberikan rekomendasi sbb; Untuk LSM IDEA dan Jaringan Kelompok Perempuan Gunung Kidul diharapkan lebih mampu mengidentifikasi semua permasalahan-permasalahan perempuan untuk dijadikan bahan kajian dan advokasi bersama kelompok perempuan. Selain itu, berdasar pengembangan program yang terjadi butuh redefinisi visi dan misi dari Jaringan Kelompok Perempuan Gunung Kidul. Dengan perkembangan tersebut, seharusnya Jaringan kelompok Perempuan Gunung Kidul tidak meninggalkan advokasi perempuan sebagai misi utama. Sebagai perluasan representasi perempuan, seharusnya LSM IDEA maupun jaringan Kelompok Perempuan Gunung Kidul mampu melakukan perekrutan kader perempuan dari daerah yang belum ter-cover Program Pelembagaan Partisipasi Perempuan Gunung Kidul. Untuk Pemerintah Daerah Kabupaten Gunung Kidul, penulis berharap respon yang telah cukup baik terhadap partisipasi perempuan dijaga dan ditingkatkan dengan membentuk forum resmi yang lebih intens dan keberlanjutan maupun berkesinambungan dengan melibatkan juga 15 kelompok yang telah terdaftar sebagai Gabungan Organisasi Perempuan ( GOP ).

Kata Kunci : Perempuan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.