Laporkan Masalah

Karikatur dan Politik ( Studi tentang konstruksi realitas politik dalam karikatur karya GM. Sudarta di harian Kompas Tahun 2004 - 2007 )

MAHENDRA, Yos Sandy, AAGN. Ari Dwipayana

2009 | Skripsi | Politik dan Pemerintahan (dh. Ilmu Pemerintahan)

ABSTRAKSI Karikatur pada umumnya hanya dimaknai sebagai gambar potret diri dari seseorang yang dibuat sedemikian rupa sehingga tampak lucu. Namun karikatur bukanlah karya seni rupa rendahan. Ketika bersinggungan dengan politik, karikatur tidak lagi sekedar gambar tapi dapat menjadi senjata politik, alat kritik terhadap pemerintah, pembawa pesan politik, atau sebagai media kampanye, bahkan sebagai alat propaganda. Perang karikatur antara Indonesia dan Australia di awal tahun 2006 menunjukkan karikatur bekerja sebagai media propaganda senjata untuk saling menyerang antar kedua negara. Hal ini dimungkinkan karena di dalam karikatur ada sebuah konstruksi realitas. Sehingga tidak mengherankan ada pesan-pesan terselubung di dalamnya terkait peristiwa yang digambarkan. Dengan kemampuan tersebut karikatur biasa digunakan media massa sebagai sebuah editorial dengan gaya yang berbeda yaitu dalam bentuk sebuah gambar, bukan teks, sehingga muncul istilah kartun editorial yang terkadang isinya juga merupakan karikatur. Di Kompas kehadiran karikatur GM. Sudarta yang biasa disebut Oom Pasikom sudah ada sejak 1967. Bukan hanya sebagai pengisi ruang kosong atau kolom humor penghibur pembaca, namun sebuah sikap dalam merespon situasi yang sedang terjadi. Dengan mengangkat tema-tema yang berbeda dalam setiap kemunculannya, karikatur Oom Pasikom benar-benar mewakili situasi pada masanya. Khususnya dari sisi politik, karikatur goresan GM. Sudarta ini memiliki ketajaman dan kecermatan dalam merespon kondisi politik yang sedang hangat. Konstruksi realitas politik yang ada dibentuk dengan bahan dasar situasi real yang terjadi suatu masa tertentu sehingga aktualitas tetap terjaga. Sebagaimana yang terjadi dalam masa pemerintahan SBY, banyak problematika politik yang mewarnai kehidupan bangsa kita. Dengan sentuhan humor dinamika politik di masa SBY dikembangkan menjadi sebuah gambar parodi yang memiliki makna khusus berdasarkan konstruksi yang ada di dalamnya, pedas namun tetap lucu. GM. Sudarta secara konsisten mendokumentasikannya dalam karikatur. Umumnya kritik terhadap pemerintah yang menjadi fokus yaitu terhadap ketidakberesan dalam urusan penyelenggaraan pemerintahan. Selain itu karikatur GM. Sudarta juga tetap melek terhadap politik global dengan mengangkat tema-tema menyangkut situasi dunia internasional. Hasilnya secara keseluruhan ada konteks yang jelas yang menyimpulkan suatu hal atau peristiwa politik dimana pesan di dalamnya bisa jadi pandangan sebagian besar masyarakat terhadap situasi yang digambarkan. Tiap-tiap karikatur merupakan sebuah realitas politik yang dikonstruksikan dalam sebuah gambar. Dengan segala kelebihan yang dimiliki karikatur tidak bijak rasanya jika kita hanya memandang karya ini dari sudut kesenirupaan saja. Karikatur juga dapat menancapkan pengaruhnya dalam politik karena kehadirannya bukan hanya sebagai alat komunikasi melainkan konstruksi yang dibangun menjadi sebuah kritik atau pesan politik.

Kata Kunci : Jurnalistik, Politik


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.