Pola-pola Urbanisasi dan Dampak Sosial Ekonomi yang Ditimbulkan di Kota (Studi tentang Dinamika Para Migran di wilayah Mampang Prapatan, Jakarta Selatan)
SEFTIANI, Sari, Sari Seftiani
2008 | Skripsi | SosiologiAda beberapa teori yang dirumuskan dalam tahun 1950-an dan awal tahun 1960- an untuk menjelaskan bagaimana caranya negara sedang berkembang dapat mengadakan modernisasi. Pada waktu itu, semua teori ini mengakui bahwa industrialisasi merupakan satu-satunya jalan untuk mencapai kemerdekaan dan kebebasan. Bahkan kaum Marxis pun tidak membantah hal ini. Istilah ”modernisasi” setidaknya muncul sebagai akibat dari upaya pemerintah untuk menggencarkan usaha pembangunan terutama dalam lapisan Negara Dunia Ketiga. Modernisasi di Negara-negara Dunia Ketiga, sebagaimana yang terjadi di Indonesia, erat kaitannya dengan kebijakan pembangunan. Pada mulanya, modernisasi sebagai penopang pembangunan meletakkan dasar pertumbuhan ekonomi, dalam rangka meningkatkan pendapatan ekonomi suatu masyarakat. Titik berat pembangunan jangka panjang sebagai perwujudan modernisasi diletakkan pada bidang ekonomi yang merupakan penggerak utama pembangunan, setidaknya hal inilah yang secara tidak langsung mengakibatkan proses industrialisasi berkembang dengan pesat. Atas dasar pembangunan ekonomi itulah proses industrialisasi terus dilakukan. Dalam kenyataannya, yang terjadi Indonesia, perkembangan industri hanya terpusat di kota-kota besar saja, seperti di kota Jakarta yang merupakan Ibukota Negara. Hal tersebut menimbulkan kesenjangan antara desa dan kota. Kota terus mengalami perkembangan yang pesat, sebaliknya desa menjadi semakin tertinggal. Latar belakang kondisi pedesaan yang serba tertinggal atau terbelakang mengakibatkan terjadinya migrasi penduduk dari desa ke kota (urbanisasi). Beberapa tahun yang lalu, migrasi dari desa ke kota dipandang sebagai jalan terbaik dalam literatur pembangunan ekonomi.Urbanisasi yang pada awalnya dimaksudkan untuk menyerap tenaga kerja dari desa untuk mendukung industrialisasi sebagai proses pembangunan, akan tetapi semakin lama urbanisasi itu menjadi semakin meningkat yang mengakibatkan urbanisasi berlebih (overurbanization). Berkaitan dengan hal tersebut, dalam penulisan skripsi ini, permasalahan yang diangkat adalah faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab timbulnya urbanisasi, baik yang berasal dari desa ataupun yang berasal dari kota, dan bagaimana dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan di kota akibat dari proses urbanisasi tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan strategi studi kasus. Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan termasuk dalam penelitian ini,mengungkapkan bahwa motif ekonomi merupakan faktor utama yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan migrasi. Meskipun demikian, tidak berarti faktor-faktor lain di luar faktor ekonomi tidak mempunyai pengaruh pada keputusan seseorang untuk melakukan migrasi. Faktor-faktor sosial, fisik, demografis, kultural, komunikasi sering mempunyai pengaruh yang cukup menentukan dalam mendorong penduduk desa untuk memutuskan melakukan migrasi ke kota. Selain itu, faktor penarik yang berasal dari kota, seperti kota sebagai pusat perekonomian, fasilitas yang lengkap, dan lain sebagainya pun ikut mempengaruhi meningkatnya urbanisasi. Selain itu, pola-pola urbanisasi yang tercipta atau lahir dalam proses urbanisasi, diantaranya adalah pola yang didasari atas ajakan keluarga/saudara, ajakan teman, ikut ”bos besar”, ataupun didasari atas niatan datang sendiri. Akan tetapi, urbanisasi yang diharapkan dapat mendukung industrialisasi guna melancarkan pembangunan tidaklah terjadi sesuai dengan apa yang diharapkan,akan tetapi yang terjadi adalah sebaliknya, urbanisasi yang berlangsung di kota Jakarta, terutama di wilayah Mampang justru terjadi secara berlebihan (over urbanization), sehingga mengakibatkan berbagai dampak yang ditimbulkan di kota, baik dampak sosial maupun dampak ekonomi yang kesemuanya memiliki kaitan dengan para migran di Mampang.
Kata Kunci : Urbanisasi