Dugem (Dunia Gemerlap) dan Pergaulan Mahasiswa di Yogyakarta
RINI, Dian Puspita, Dian Puspita Rini
2005 | Skripsi | SosiologiDugem sekarang sudah banyak menarik perhatian para mahasiswa di Yogyakarta. Banyak bermuncullannya kafe dan diskotek menandakan dugem sudah banyak peminatnya. Banyak mahasiswa menyukai dugem. Karena itu, para pemilik bisnis hiburan malam membuat suatu event sebulan sekali yang dinamakan JPA (Jogja Party Abiss). Animo mahasiswa terhadap JPA sangat besar. Ini dengan bukti bahwa pada saat acara berlangsung benyak dipenuhi oleh para mahasiswa. Terdapat perbedaan antara diskotek dan kafe. Jika diskotek, musik yang disajikan oleh DJ (Disk Jockey). Sementara itu di kafe musik dimainkan oleh performa live band. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan mengambil lokasi di kota Yogyakarta. Dalam penelitian ini digunakan tujuh orang responden yang berasal dari mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta di Yogyakarta. Pemilihan tujuh orang dengan rincian empat orang laki-laki dan tiga orang perempuan karena melalui tujuh mahasiswa tersebut, peneliti yakin dapat memperoleh informasi yang diperlukan dan para mahasiswa tersebut telah memenuhi kriteria yang ditetapkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi mahasiswa sebagian besar mengatakan untuk mencari hiburan, mendapat kenalan dan disebut anak gaul. Dugem merupakan gaya hidup yang modern yang memperlihatkan kehidupan yang glamour. Seringnya mahasiswa yang mengunjungi kafe dan diskotek membuat terbentuknya suatu komunitas. Seperti di Papillon dengan komunitas Hip Hop dan juga Goedang yang terdapat komunitas mahasiswa pecinta dugem. Untuk para dugem mania ada sesuatu yang dapat membedakannya dengan yang baru dugem. ini dilihat dengan canggungnya mereka ketika berada di tempat tersebut. Mereka biasanya lebih dulu melihat suasana sambil memesan minuman. Tapi bagi yang telah lama dugem, mereka yang datang langsung menari karena telah terpengaruh musik yang irama kencang dan mereka menari dengan bebas mengekspresikan gayanya. Dugem pun menyebabkan dampak yang negatif. Perilaku konsumtif dan pemakaian narkoba dan alkohol. Karena di tempat tersebut alkohol dan narkoba dapat dengan mudah didapat. Dan, agar tetap pergi dugem, mereka dapat melakukan tindakan kriminal. Seperti bagi yang tidak kost, mereka terpaksa berbohong kepada orang tua agar bisa pergi dugem dengan alasan nginap di rumah teman. Sementara yang kehabisan uangnya, mereka biasanya meminjam uang teman mereka agar mereka tetap dapat pergi ke dugem. Dugem juga mengakibatkan lunturnya norma-norma. Pergeseran budaya menyebabkan mahasiswa cenderung individualistis. Mereka menjadi egois dan tidak mempunyai rasa empati yang tinggi. Untuk itu perlu adanya ungkapan yang menumbuhkan rasa kebersamaan.
Kata Kunci : Sosiologi; Fenomena Sosial