Dilema Masyarakat dalam Menyikapi Kehadiran Praktek Prostitusi (Studi Tentang Sikap Masyarakat Dusun Mancingan, Parangtritis, Kretek, Bantul Terhadap Kehadiran Praktek Prostitusi Daerah Parangkusumo
WIDIYANTO, Aris, Aris Widiyanto
2005 | Skripsi | SosiologiProstitusi sebagai salah satu profesi yang tertua di muka bumi ini, kehadirannya selalu memunculkan kontroversi. Secara normatif, baik norma agama maupun susila menganggap prostitusi merupakan salah satu aktifitas seksual yang menyimpang dan menimbulkan banyak efek negatif sehingga banyak orang yang menolak kehadirannya, tetapi apabila dilihat sisi finansial prostitusi selain memberikan keuntungan yang tidak sedikit bagi pelaku bisnis seks tersebut, juga memberikan keuntungan finansial bagi orang-orang yang berada di sekitarnya. Dikarenakan memiliki prospek finansial yang bagus, para pekerja seks komersial tersebut tidak canggung lagi mulai merambah ruang-ruang publik. Daerah wisata terutama pantai merupakan bagian dari ruang publik yang dijadikan salah satu lahan invasi bisnis prostitusi tersebut. Wilayah pantai menjadi salah satu sasaran pengembangan bisnis prostitusi tersebut, dikarenakan wilayah pantai pada biasanya ramai dikunjungi oleh wisatawan dan dikarenakan pula oleh pengaruh eksotika pantai yang terkesan romantis. Terlebih lagi seperti yang terjadi di Parangkusumo, momen kliwonan adalah saat yang selalu ditunggu pekerja seks komersial yang ada di Parangkusumo, karena pada saat kliwonan tersebut merupakan suatu momen yang mendatangkan pengunjung lebih banyak dari hari biasa. Kehadiran prostitusi di daerah wisata pantai yang dalam hal ini adalah Pantai Parangkusumo menjadikan dilema bagi masyarakat lokal Parangkusumo. Dilema tersebut timbul tidak lepas dari kontroversi tentang prostitusi tersebut. Dilema dialami oleh masyarakat Parangkusumo karena di satu sisi prostitusi jelas-jelas melukai moral dan kehadirannya akan menimbulkan banyak efek negatif, sedangkan di sisi lain kehadiran prostitusi di daerah Parangkusumo akan memberikan tambahan penghasilan bagi masyarakat Parangkusumo itu sendiri. Penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan bagaimana sebenarnya persepsi dan sikap masyarakat lokal terhadap kehadiran praktek prostitusi di daerahnya. Penelitian ini berlokasi di kawasan Pantai Parangkusumo yang terletak di Dusun Mancingan XI, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul. Metode penelitian kualitatif dengan teknik observasi dan wawancara mendalam diharapkan akan menjawab permasalahan ini. Penentuan sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan sistem snowball sampling, sedangkan satuan sampel yang dibutuhkan dalam penelitian kualitatif ini tidaklah banyak, akan tetapi sampel yang dibutuhkan adalah sampel yang mampu memberikan informasi yang diperlukan. Temuan di lapangan menyatakan bahwa secara prinsip penduduk Parangkusumo tidak menerima kehadiran prostitusi dengan alasan-alasan yang cenderung normatif. Tetapi dalam prakteknya, antara pekerja seks komersial yang beroperasi di daerah Parangkusumo dengan masyarakat Parangkusumo terjalin suatu hubungan saling ketergantungan, dan interaksi antara pekerja seks komersial yang ada di Parangkusumo dengan masyarakat Parangkusumo berjalan baik sehingga masyarakat Parangkusumo dengan berbagai alasan yang antara lain ekonomi sebagai alasan dominan dan alasan yang lain dapat menerima kehadiran prostitusi di daerahnya. Kehadiran prostitusi di daerah Parangkusumo yang secara tidak langsung diterima kehadirannya oleh masyarakat Parangkusumo, menjadikan image sebagai kawasan pantai yang relijius sedikit berubah menjadi kawasan pantai prostitusi.
Kata Kunci : Prostitusi