Pengembangan Desa Wisata Nganggring ( Pengembangan Produk Desa Wisata dan Pengembangan Kelembagaan Desa Wisata )
KUSUMA, Irfan, Irfan Kusuma
2005 | Skripsi | Manajemen dan Kebijakan Publik (dh. Ilmu Administrasi Negara)Desa Wisata Nganggring merupakan salah satu desa wisata yang ada di Kabupaten Sleman. Desa Wisata Nganggring merupakan sebuah dusun yang dicanangkan sebagai desa wisata pada tanggal 18 Juli 2005, dan merupakan desa wisata paling baru di Kabupaten Sleman. Desa Wisata Nganggring memiliki beberapa potensi wisata yang khas dan unik yakni potensi agro wisata salak pondoh dan pusat pembibitan kambing Peranakan Ettawa (PE). Potensi khas dan unik tersebut perlu dikembangkan sebagai komoditi utama daya tarik desa wisata Nganggring, yang diharapkan mampu menarik wisatawan untuk berkunjung ke desa wisata tersebut. Selain produk desa wisata sebagai faktor penarik wisatawan untuk berkunjung, perlu pula dikembangkan kelembagaan desa wisata sebagai wadah untuk mengatur, mengelola dan mengembangkan kepariwisataan di desa wisata Nganggring. Penduduk desa yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan peternak, masih awam dengan pariwisata. Sedangkan paradigma pembangunan pariwisata berbasis masyarakat (community based development) kini sedang di “gembor”kan untuk dilaksanakan guna mendukung pembangunan pariwisata yang bekelanjutan. Oleh karena itu penduduk nganggring sebagai stakeholders internal dituntut untuk mampu mengatur, mengelola dan mengembangkan desa wisatanya sendiri. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dimana peneliti mengkaji dan mamaparkan fakta dan keadaan sebenarnya yang ada desa wisata Nganggring. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan dan potensi pariwisata di desa wisata Nganggring, serta bertujuan untuk mendeskripsikan pengembangan produk desa wisata dan pengembangan kelembagaan desa wisata Nganggring. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara pada key person stakeholders desa wisata, observasi, dan studi literatur seperti laporan penelitian obyek wisata, Rencana Induk Pengembangan Obyek Wisata (RIPOW), dan dokumen lain yang berhubungan dengan pengembangan kepariwisataan. Data yang terkumpul kemudian di kelompokkan, diolah, dan di analisis untuk merumuskan model pengembangan produk desa wisata dan model pengembangan desa wisata Nganggring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desa wisata Nganggring memiliki beberapa permasalahan dan memiliki beberapa potensi wisata yang harus dikembangkan menjadi produk wisata desa wisata. Diskripsi pengembangan produk desa wisata Nganggring adalah, atraksi (daya tarik) wisata di arahkan pada wisata minat khusus, yakni pengembangan desa wisata Nganggring sebagai agro wisata salak pondoh dan pusat pembibitan kambing PE. Amenitas (fasilitas dan jasa) dikembangkan guna “mempercantik” visual desa wisata Nganggring, dan dikembangkan sesuai dengan jenis atraksi desa wisata yang ingin dikembangkan. Yakni pembangunan beberapa sarana atau fasilitas penunjang atraksi wisata. Pengembangan aksesibilitas (akses dan rute) yang perlu segara dilaksanakan adalah realisasi jasa angkutan menuju desa wisata Nganggring. Sedangkan Pengembangan kelembagaan desa wisata Nganggring memfokuskan pada pengembangan kelembagaan mikro dan kelembagaan makro. Kelembagaan mikro diarahkan pada pembentukan lembaga lokal masyarakat Nganggring yang khusus mengatur, mengelola, dan mengembangkan kepariwisataan desa wisata Nganggring. Sedang kelembagaan makro dikembangkan pada optimaslisasi peran dan keterlibatan masing-masing stakeholders .Pengembangan kelembagaan diarahkan pada model pengelolaan partisipasi masyarakat, dimana masyarakat Nganggring harus mampu mengatur, mengelola, dan mengembangkan desa wisatanya sendiri, dengan tidak melepaskan peran dan keterlibatan yang diberikan stakeholders eksternal yakni pemerintah, swasta, dan perguruan tinggi.
Kata Kunci : Pariwisata