Laporkan Masalah

Peran Pengepul dalam Konteks Pemberdayaan Pemulung (Studi Mengenai Eksistensi & Peran Pengepul Barang Bekas di Dusun Porodesan, Desa Randulanang, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah)

PALESTIANO, Yoppie, Yoppie Palestiano

2006 | Skripsi | Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (dh. Ilmu Sosiatri)

Kecilnya kesempatan penduduk untuk bekerja pada sektor formal, ditambah dengan meningkatnya jumlah angkatan kerja yang semakin banyak, membuat para pencari kerja yang tidak tertampung di dalam sektor formal cenderung memilih bekerja di sektor informal. Profesi sebagai pemulung merupakan salah satu contoh akibat adanya keterbatasan peluang untuk bekerja di sektor formal. Dalam hal ini pengepul dapat dikatakan sebagai suatu profesi yang bergerak di sektor informal, minimal dapat dilihat dari ciri khasnya yang menonjol yaitu adanya kreativitas mereka dalam hal penciptaan lapangan kerja sendiri dengan metode padat karya. Pemulung didefinisikan sebagai orang yang sehari-harinya bekerja mengumpulkan barang-barang bekas yang mempunyai nilai ekonomis, tanpa adanya suatu pengorbanan dana. Akan tetapi, lain halnya dengan definisi pemulung yang ada di dalam penelitian ini. Pemulung disini dalam kesehariannya berkeliling dari permukiman-permukiman penduduk untuk mencari, dan membeli barang-barang bekas tersebut. Memang, gaya hidup pemulung masih sering dianggap negatif dan kehadiran mereka dipandang sebagai suatu permasalahan masyarakat. Kondisi kehidupan yang tidak pasti dan tidak mempunyai kejelasan pekerjaan serta peran dalam masyarakat secara umum membuat kelompok ini sulit diterima secara layak. Adapun penelitian ini sendiri mengambil tempat di Dusun Porodesan, Desa Randulanang, Kecamatan Jatinom,Kabupaten Klaten, Jawa Tengah Untuk menganalisis fenomena yang terjadi di lapangan, penulis menggunakan Paradigma Definisi Sosial. Adapun teori yang digunakan adalah Teori Interaksionisme Simbolik. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode kualitatif. Untuk teknik pengumpulan data penulis menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan dalam melakukan wawancara, informannya terdiri dari kalangan Pemulung (12 orang), Pengepul (1 orang)serta masyarakat sekitar diantaranya Tokoh Masyarakat (1 orang), Tokoh Pemuda (1orang), Ibu Rumah Tangga (1 orang) dan Sekretaris Desa (1 orang). Dalam aktivitasnya, pemulung ini juga sangat bergantung pada pengepul. Oleh karena pengepul inilah yang nantinya akan membeli barang-barang bekas yang telah mereka dapatkan. Penelitian ini mencoba mengangkat kehidupan pemulung yang sedikit banyak telah “diberdayakan” oleh pengepul. Sedangkan pengepul itu sendiri merupakan sebutan bagi orang atau sekelompok orang yang pekerjaannya mengumpulkan, membeli barang-barang yang sudah tidak terpakai seperti kardus, kertas / buku, botol, plastik,onderdil kendaraan, besi (cor / biasa), gembos (sepatu / sandal bekas), seng, tembaga,kuningan dan juga keras (barang-barang elektronika dan sejenisnya) dari pemulung. Hasil penelitian dilapangan menunjukkan bahwa, setelah adanya “pemberdayaan”,terjadi keberlanjutan dalam usaha pengelolaan barang bekas ini. Pemulung mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, serta ada diantara mereka yang telah mencoba menjadi seorang pengepul. Sedangkan bagi pengepul itu sendiri, kegiatan ini telah menjadikan usahanya tetap eksis dan mempunyai peran yang sangat vital didalamnya. Secara umum,kegiatan yang telah mereka lakukan (baca: pemulung dan pengepul) dapat mengatasi kesulitan-kesulitan hidup baik itu yang menyangkut masalah ekonomi dan masalah sosial mereka dalam masyarakat.

Kata Kunci : Pemberdayaan Masyarakat


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.