Laporkan Masalah

Ecodesain Capra: dari Pengelolaan Sampah Menghasilkan Sampah (Studi Kasus Aplikasi Ekodesain Pada Sistem Pengelolaan Sampah di Dusun Sukunan, Gamping, Sleman, DIY)

KARTIKA, Yohan, Yohan Kartika

2008 | Skripsi | Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (dh. Ilmu Sosiatri)

Fritjof Capra, seorang fisikawan energi tinggi berkebangsaan Amerika menawarkan sebuah konsep yang bernama ekodesain. Ekodesain merupakan langkah lanjutan dari ekoliterasi, yaitu berupa aksi konkret sebagai perwujudan masyarakat yang memahami prinsip ekologi. Prinsip utama dari ekodesain adalah bahwa ‘sampah adalah makanan’. Dengan prinsip tersebut, Capra berusaha untuk menghapus kata sampah pada setiap aktivitas produksi-konsumsi manusia. Konsekuensinya, residu dari proses produksi-konsumsi harus dipandang sebagai bahan baku atau modal, sehingga segala aktivitas manusia tidak lagi menyisakan sampah. Lalu, pertanyaannya adalah “apakah produk hasil dari aplikasi ekodesain, dalam konteks ini yang diterapkan di Dusun Sukunan, Gamping, Sleman, DIY, memiliki nilai fungsional seperti produk-produk konvensional pada umumnya?” Jika ya, maka aplikasi tersebut dapat dikatakan memberi kontribusi positif pada persoalan penanganan sampah. Namun jika tidak, klaim yang dilontarkan Capra bahwa segala aktivitas manusia tidak lagi menyisakan sampah tidak terbukti kebenarannya. Hal yang terakhir inilah yang dibuktikan oleh penulis dalam karya ini. Asumsinya, bahwa sampah tetaplah akan menjadi sampah walaupun dengan aplikasi ekodesain tersebut. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pendekatan ini dipilih karena penulis ingin mengungkap makna yang tersembunyi dibalik fenomena ekodesain. Dusun Sukunan dipilih sebagai test case dengan alasan bahwa dusun tersebut merupakan pioner impelementator aplikasi ekodesain dalam hal pengelolaan sampah di Indonesia. Hal yang ingin diungkap yaitu makna dibalik ekodesain Capra. Selama kurang lebih 1 tahun mengadakan penelitian, penulis mengambil kesimpulan bahwa: (1) ekodesain sesungguhnya adalah bagian dari sistem industri, bekerja dalam siklus di dalamnya, dan bertujuan untuk kepentingan kelanggengan industri (2) di negara-negara berkembang ekodesain terlihat sebagai isu politik lingkungan hidup yang sengaja ‘dilemparkan’ untuk mempertahankan dominasi modal negara-negara maju di negara-negara berkembang (3) aplikasi ekodesain yang terdapat pada ZERI dengan skema industri bersihnya (terlepas dari kemungkinan-kemungkinan politis di atas) pada hakekatnya merupakan reformasi industrial di mana kemajuan teknologi menjadi basis utamanya. Akan tetapi, bila saja negara berkembang seperti Indonesia ingin menerapkan skema tersebut, haruslah mengimpor teknologi ZERI, lagi-lagi, dari negara-negara maju seperti Australia dan Amerika Serikat.

Kata Kunci : Pengelolaan Sampah


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.