Muslim dalam Film-film Hollywood Pasca Peristiwa 11 September 2001 ( Analisa Semiotik Terhadap Representasi Muslim Dalam Film Hidalgo, Kingdom of Heaven dan Munich)
FITHRIYANTO, Nur, Nur Fithriyanto
2007 | Skripsi | Ilmu KomunikasiTak dapat dipungkiri bahwa film-film produksi Hollywood seringkali (atau bahkan hampir seluruhnya) menampilkan Muslim atau orang Arab secara negatif. Mulai dari sheikh yang rakus dengan selir-selirnya, perampok di padang pasir, bangsa yang belum beradab sampai dengan teroris kejam yang membajak sebuah pesawat terbang. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Jack Sahen, yang telah melakukan penelitian terhadap lebih dari 900 judul film produksi Hollywood dari tahun 1986 sampai 2001. Adapun, peristiwa 11 September 2001, tak diragukan lagi telah membawa pengaruh yang amat besar terhadap kondisi sosial, politik dan ekonomi di Amerika Serikat. Sebuah aksi terorisme yang mengakibatkan hancurnya gedung kembar WTC di New York, rusaknya gedung Pentagon serta jatuhnya pesawat penumpang yang menelan korban jiwa yang amat banyak, yang semuanya dilakukan oleh teroris Arab Al Qaeda. Perubahan yang terjadi tentunya sedikit banyak akan turut mempengaruhi keputusan para pembuat film di Hollywood dalam memilih tokoh antagonis untuk film-filmnya, yang selama ini didominasi oleh tokoh-tokoh Muslim dan Arab. Apalagi Hollywood, sebagaimana diketahui,mempunyai hubungan yang amat dekat dengan berbagai institusi sosial, ekonomi dan politik di Amerika Serikat. Penelitian ini kemudian mencoba untuk mendapatkan deskripsi atas representasi Muslim dalam film-film Hollywood pasca peristiwa 11 September 2001. Dengan melakukan analisa atas 3 film, Kingdom of Heaven, Hidalgo & Munich, yang dianggap telah memenuhi beberapa syarat yaitu film-film produksi Hollywood antara tahun 2002-2005 dan mengangkat peristiwa-peristiwa dalam sejarah yang berkaitan erat dengan komunitas Muslim dan Islam sebagai tema utamanya, mempunyai setting waktu yang berbeda-beda serta membukukan pendapatan diatas $100 juta. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka penelitian ini kemudian menggunakan metode semiotik. Hal ini tidak lain karena metode semiotik dianggap sebagai metode yang paling cocok untuk menganalisa film, dengan asumsi bahwa film itu sendiri dikomunikasikan melalui seperangkat tanda. Hasil dari analisa tersebut kemudian dibandingkan dengan hasil penelitian dari Jack Saheen untuk melihat apakah ada perubahan yang berarti. Setelah kedua hasil penelitian tersebut di bandingkan ternyata didapati bahwa Muslim masih saja digambarkan sebagai ancaman terhadap Kristen, mempunyai sifat yang brutal, fatalis, tak berperikemanusiaan, sebagai bangsa yang belum beradab, mengijinkan adanya perbudakan, memandang rendah perempuan, serta sebagai teroris. Tidak ada yang berubah sama sekali.
Kata Kunci : Film