Eksistensi Musik Blues dalam Komunitas Blues Banget di Yogyakarta (Deskripsi tentang perilaku dalam pergaulan pada Blues Banget Community Yogyakarta)
TODANG, P. Sumanda, Sumanda P Tondang
2007 | Skripsi | SosiologiMusik diterima secara turun temurun, namun tiap-tiap zaman mempunyai musiknya sendiri-sendiri. Di tiap-tiap kebudayaan selalu mengembangkan suatu jenis musik tertentu yang tentu saja mempengaruhi pola perilaku penikmatnya. Sehingga banyak menciptakan genre-genre serta aliran musik dimana setiap genre musik memiliki makna-makna dan semangat-semangat yang berasal dari hasil ekspresi mereka melalui musik. Sebab proses penciptaan artistik karya-karya seni yang dalam hal ini adalah musik, memiliki peran yang sangat penting sebagai sumber produksi dan reproduksi nilai-nilai kemanusiaan yakni pengembangan perasaan-perasaan, dorongan-dorongan, harapan-harapan, kritik-kritik, dan keprihatinan-keprihatinan manusia yang paling dalam. Melalui sebuah komunitas , musik dapat dinikmati dan dirasakan secara bersamaan dimana para penikmat sebuah genre musik berbagi rasa dengan musik yang mereka mainkan dalam sebuah kelompok komunitas yang didasarkan atas kecintaan dan kesukaan yang sama. Melalui komunitas BBC (Blues Banget Community) Yogyakarta,para penikmat dan penyaji musik Blues yang ada di Yogyakarta memiliki sebuah ruang baru dalam mengekspresikan musik Blues (AS). Musik blues berangkat dari musik-musik spiritual dan pujian yang muncul dari komunitas mantan budak-budak Afrika di Amerika Serikat. Penggunaan blue note dan penerapan pola call-and-response (di mana dua kalimat diucapkan/dinyanyikan oleh dua orang secara berurutan dan kalimat keduanya bisa dianggap sebagai "jawaban" bagi kalimat pertama) dalam musik dan lirik lagu-lagu blues adalah bukti asal usulnya yang berpangkal di Afrika Barat. Musik Blues yang dianggap sudah kuno dan ketinggalan jaman khususnya bagi para kalangan muda sekarang ini justru malah menjadi alat pemersatu di komunitas BBC Yogyakarta. Gaya hidup dipahami sebagai keseluruhan selera, kepercayaan dan praktis sistematis yang menjadi ciri suatu kelas. Sosialisasi menjadi bentuk pengintegrasian habitus kelas. Ia menghasilkan kepemilikan individu pada kelas sebagai kelompok yang memiliki kesamaan habitus. Yang harus dicatat adalah bahwa kajian budaya cenderung lebih memerhatikan budaya anak muda yang lebih spektakuler, lebih bising, berbeda, yang lebih menampakkan diri dan menuntut perhatian. Musik Blues sebagai penanda perbedaan pada kultural anak muda. Melalui komunitas musik Blues sebagai subkultur anak muda menjelaskan bahwa adanya perbedaan selera, gaya, fesyen dan perilaku kehidupan. Komunitas musik Blues disini menjadi semacam ruang pelarian sementara dari kehidupan normal yang dialami masing-masing anggota komunitasnya. Musik Blues yang penuh dengan rasa kesedihan, pesimistik, melankolis, dan bahkan depresi, dianggap dapat mewakili ekspresi dari masing-masing penikmat musik Blues tersebut. Ungkapan ekspresi dan emosi atas kejenuhan dari kehidupan dunia yang penuh dengan suasana kapitalisme modern dituangkan dalam musik Blues yang penuh rasa. Dalam rangka mempopulerkan kembali musik Blues yang sudah terkesan tua dan ketinggalan zaman, komunitas BBC (Blues Banget Community) Yogyakarta akan tetap hadir memunculkan musik-musik Blues bagi setiap penikmatnya, saling berbagi rasa bukan adu atraksi.
Kata Kunci : Musik Blues; Komunitas