Pengaruh Kiai Terhadap Sikap Politik Warga (Studi Kasus di Desa Babakan Ciwaringin Kabupaten Cirebon)
MUFAKIH, Eki A., Eki A. Mufakih
2007 | Skripsi | SosiologiKiai adalah sosok pemuka agama dalam Islam yang memegang otoritas keagamaan sehingga menempatkannya pada posisi yang terhormat di tengah warga. Posisi kekiaian merupakan pencapaian yang tinggi bagi pribadi yang menempuh disiplin keilmuan agama dan tuntunan moral yang digariskan oleh Islam. Peran utama posisi kekiaian, sebagaimana yang digariskan dalam doktrin Islam, adalah sebagai penganjur agama dan penuntun akhlak (moral) bagi umat yakni peran yang mewarisi tradisi kenabian sehingga dengan peran yang dijalaninya tersebut kiai (ulama) mendapatkan legitimasi doktriner sebagai pewaris nabi. Dalam konteks penguasaan ilmu agama dan kredibilitas moral istilah kiai dapat disamakan ulama, istilah yang umum digunakan oleh umat Islam sedunia untuk merujuk kepada seorang pemuka agama sekaligus yang menguasai ilmu keislaman. Kiai menempati posisi yang khas dalam tatanan masyarakat Islam di Nusantara. Istilah kiai merupakan hasil proses ‘pembumian’ ajaran Islam yang mana istilah kiai tersebut merujuk kepada sesuatu yang sakral atau seseorang yang menangani dunia spiritual seperti ditunjukkan oleh perannya dalam memimpin prosesi upacara sakral tradisional Nusantara yang telah dikonversi oleh Islam misalnya acara Slametan, Tahlilan, dan Hadiyu. Status kekiaian pada seseorang didukung setidaknya pada tiga faktor yaitu penguasaan ilmu agama Islam, faktor genealogis, dan faktor moral (Akhlak). Faktor penguasaan ilmu agama Islam dan faktor kualitas moral (Akhlak) merupakan faktor mutlak yang harus ada pada seseorang yang menyandang status sebagai kiai. Sedangkan faktor genealogis berperan menunjang status kekiaian dengan syarat keberadaan lembaga pesantren yang telah mapan dalam suatu komunitas, seperti halnya yang ada di Babakan Ciwaringin. Pengaruh kiai dibentuk melalui proses dimana kiai melakukan aksi-aksi sosial kepada masyarakat sehingga pengaruh kiai terakumulasi seiring dengan bertambahnya kontribusi yang diberikan kiai kepada masyarakatnya. Semakin besar pengaruh kiai di masyarakat semakin besar pula potensi kiai untuk dapat mempengaruhi sikap politik warga di sekitarnya. Kiai merupakan bagian dari elit masyarakat desa karena kiai mempunyai sumber daya yang lebih dibandingkan dengan warga di sekitarnya sehingga hubungan warga-kiai tidak setara. Hubungan yang terjalin antara kiai dan warga di sekitarnya memungkinkan kiai untuk menanamkan pengaruhnya di mata warga dapat dilihat dari hubungan yang terjalin tak setara ini yang mana dapat dilihat dalam pola hubungan kiai-warga sebagai berikut: Pertama,Hubungan Tarbiyah. Hubungan ini didasarkan atas penguasaan ilmu agama pada kiai dan kebutuhan warga atas pengetahuan keagamaan. Keunikan modus transmisi pengetahuan dari kiai ke warga dibandingkan dengan modus transmisi pengetahuan pada umumnya terletak pada sistem pengajian pesantren. Dalam kultur pendidikan di pesantren ditanamkan bahwa ajaran kiai tidak dapat dibantah lagi karena ajaran ini merupakan bagian dari ibadah. Kultur ini ditambah dengan kedudukan kiai yang, selain menjadi guru dan pemimpin pesantren, sekaligus juga pemiliknya,menempatkan kiai sebagai pemegang kekuasaan mutlak di lingkungan pesantrennya. Kedua, hubungan Barokah. Hubungan barokah kiai-warga didasarkan atas kualitas karomah yang dipandang warga ada pada sosok kiai tertentu. Karomah adalah sifat yang dilekatkan kepada seorang suci yang mampu memindahkan pertolongan Allah kepada orang yang membutuhkannya. Warga percaya bahwa kiai merupakan umat tuhan dengan derajat kesucian yang tinggi sehingga doanya mudah dikabulkan. Warga yang meyakininya percaya bahwa kedekatan dengan sosok kiai yang memiliki karomah dapat mendatangkan keberkahan. Ketiga, hubungan ekonomi. Hubungan ekonomi kiai-warga didasari atas faktor kekayaan yang ada pada sosok kiai. Sumber daya mempunyai kontribusi langsung maupun secara tidak langsung dalam menambah lahan pencaharian bagi warga di sekitarnya. Warga yang menggarap sawah kiai menjalin hubungan ekonomi langsung dengan kiai sedangkan warga yang menuai manfaat dengan banyaknya santri dengan berjualan di sekitar pesantren memiliki hubungan ekonomi yang tidak langsung dengan kiai. Keempat, hubungan politik. Hubungan politik kiai-warga didasari atas faktor daya tawar kiai yang tinggi dalam ranah politik sehingga kiai dapat merekomendasikan jabatan politik tertentu bagi warga yang mempunyai hubungan dekat dengannya. Kedekatan warga dengan kiai dapat dijadikan batu loncatan dalam karier politik warga. Warga santri adalah golongan masyarakat mempunyai penghayatan dan pengamalan ajaran Islam yang sungguh-sungguh. Golongan ini mempunyai potensi mobilisasi sosial yang tinggi karena kaum santri memiliki rasa perkauman, yaitu kesadaran individu sebagai suatu kesatuan dari golongan penganut agama yang taat, sebagai sentimen perekat mereka dalam suatu kesatuan sosial. Penghargaan terhadap kiai pada golongan ini tinggi karena kiai dengan pesantrennya turut membentuk pemahaman mereka tentang doktrin agama sehingga kiai mudah menanamkan pengaruh politiknya pada golongan santri.
Kata Kunci : Sikap Politik; Kiai