Laporkan Masalah

Salon Sebagai Tren Gaya Hidup Kaum Muda

DEWI, Lucia Sinto, Lucai Sinto Dewi

2007 | Skripsi | Sosiologi

Awal ketertarikan peneliti untuk membahas tema salon sebagai gaya hidup kaum muda adalah saat peneliti melihat orang-orang, terutama kaum muda, sering datang ke salon dan menginginkan pelayanan yang beragam, bukan hanya sekedar potong rambut saja. Ada konsumen yang ingin rambutnya direbonding, ada yang ingin facial, dan ada yang ingin rambutnya diwarnai. Apakah bagi para konsumen kaum muda salon telah menjadi suatu kebutuhan? Atau mereka hanya ingin mengikuti tren dan menghabiskan waktu luangnya saja? Saat salon sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, maka salon dapat dikatakan telah mejadi sebuah gaya hidup dan sekaligus simbol identitas, karena penampilan orang yang sering ke salon tentu berbeda dengan penampilan orang yang jarang ke salon. Selain itu,pilihan konsumen terhadap suatu salon pasti didasari oleh alasan-alasan tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa alasan kaum muda ketika mereka berkunjung ke salon (secara umum), untuk mengetahui apa alasan kaum muda ketika mereka memilih berkunjung ke salon yang menjadi objek penelitian,serta untuk mengetahui sejauh mana salon menjadi tren gaya hidup kaum muda serta menjadi simbol identitas bagi kaum muda di Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai dua pihak. Pihak pertama adalah konsumen salon yang merupakan kaum muda usia 11-24 tahun. Untuk mengambil sampel dari pihak konsumen salon, digunakan teknik convenience sampling, yaitu pemilihan sampel secara nonrandom dari populasi yang mudah diperoleh. Dari tiap salon yang telah ditentukan akan diambil dua orang informan sebagai sampel untuk diwawancarai. Pihak kedua yang akan diwawancarai adalah pihak pengelola salon, yaitu pemilik/manajer operasional salon. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan tak terstruktur. Teknik analisis data dengan pengolahan data, (terdiri dari kategorisasi dan reduksi data), penyajian data, interpretasi data, serta penarikan kesimpulan/verifikasi. Setelah melakukan analisis data, diperoleh hasil bahwa terdapat enam alasan seseorang berkunjung ke salon, yaitu (1) untuk menata dan merapikan rambut, (2) merawat kesehatan serta menjaga keindahan kulit dan rambut, (3)merias wajah dan menata rambut karena ada acara penting, (4) mengikuti tren penampilan, (5) menghilangkan rasa jenuh dan mengisi waktu luang, (6) terbawa situasi saat mengantar teman ke salon. Hal-hal yang menjadi pertimbangan saat konsumen memilih berkunjung ke suatu salon adalah rekomendasi dari teman atau kerabat yang sudah terlebih dulu menjadi pelanggan, penawaran harga yang murah, citra salon yang berkualitas, lokasi salon yang dekat dengan rumah, sekolah, kampus atau tempat kerja, serta lokasi salon yang strategis. Hasil dari pelayananpelayanan di salon dapat membentuk identitas baru pada kaum muda, yaitu dapat meningkatkan rasa percaya diri dan orang lain akan memandangnya sebagai orang yang gaul, trendy dan mengikuti perkembangan zaman. Frekuensi kunjungan ke salon dan jenis salon yang dikunjungi sangat berpengaruh terhadap status sosialseseorang. Bila frekuensi kunjungan ke salon lebih dari satu kali dalam satu minggu dan salon yang dikunjungi adalah salon elit, maka ia akan digolongkan sebagai orang kelas atas. Media massa yang sangat berpengaruh dalam perkembangan tren penampilan kaum muda adalah majalah dan televisi. Pentingnya keindahan penampilan luar membuat kaum muda datang ke salon untuk melakukan perawatan tubuh dan bersolek, meskipun sebenarnya perawatan tubuh standar dan bersolek biasa dapat dilakukan sendiri di rumah. Fenomena ini sebagai bukti bahwa salon telah menjadi gaya hidup kaum muda di kota-kota besar, termasuk di Yogyakarta.

Kata Kunci : Gaya Hidup; Salon


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.