Laporkan Masalah

Analisis Kebijakan Pengembangan Industri Kecil di Kabupaten KulonProgo

NUGRAHENI, Noviana Prasetyo, Noviana Prasetyo Nugraheni

2007 | Skripsi | Manajemen dan Kebijakan Publik (dh. Ilmu Administrasi Negara)

Kabupaten Kulon Progo merupakan kabupaten yang memiliki potensi industri kecil paling besar dibandingkan kabupaten atau kota lain di Daerah Istimewa Yogyakarta. Potensi tersebut tercermin dalam jumlah industri kecil yang cukup banyak dan variatif dengan 83 sentra industri. Kemampuannya menyerap lebih dari 50.000 tenaga kerja dan besarnya kontribusi sektor industri terhadap PAD Kabupaten Kulon Progo yang terus meningkat menjadikan sektor industri kecil diunggulkan untuk menjadi andalan pendapatan di Kabupaten Kulon Progo ini. Dengan otonomi daerah, industri kecil dihadapkan dengan tuntutan global. Agar tetap mampu bertahan dan berkembang di era persaingan, Disperindagkoptam Kabupaten Kulon Progo sebagai perangkat daerah terkait, memegang peranan penting dalam pengembangan sektor industri kecil ini. Disperindagkoptam terlibat dalam masalah pengelolaan, pembinaan dan pengembangan sektor industri kecil tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui permasalahan-permasalahan pengembangan industri kecil, mengembangkan dan menyeleksi alternatif-alternatif kebijakan pengembangan industri kecil, serta merekomendasikan akternatif kebijakan pengembangan industri kecil di Kabupaten Kulon Progo. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan studi kasus. Unit analisisnya yaitu organisasi dan community. Proses pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, pembagian kuisioner dan juga dengan memanfaatkan data sekunder. Data yang diperoleh dilapangan dibahas secara kualitatif. Permasalahan pengembangan industri kecil di Kabupaten Kulon Progo meliputi permasalahan permodalan, bahan baku, tenaga kerja, dan pemasaran hasil produksi. Dari keempat permasalahan tersebut, permasalahan yang paling urgent adalah permasalahan pemasaran hasil produksi, yang disebabkan oleh 3 hal yaitu kurangnya informasi tentang manajemen pemasaran produk, kurangnya kegiatan promosi dan kurangnya kemampuan pengusaha untuk memasuki pasar yang ketat. Dari ketiga permasalahan pemasaran tersebut, diciptakan tiga alternatif kebijakan yaitu peningkatan informasi tentang manajemen pemasaran produk, peningkatan kegiatan promosi, serta peningkatan kemampuan pengusaha untuk memasuki pasar yang ketat. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, baik menggunakan Franklin Method maupun Equivalent Alternative Method, kebijakan yang memiliki prioritas pertama untuk dilakukan adalah kebijakan peningkatan kegiatan promosi. Prioritas kedua adalah kebijakan peningkatan kemampuan pengusaha untuk memasuki pasar yang ketat. Sedangkan untuk kebijakan peningkatan informasi tentang manajemen pemasaran produk menempati peringkat ketiga. Alternatif kebijakan tersebut diharapkan dapat dijadikan pertimbangan bagi Disperindagkoptam Kabupaten Kulon Progo dalam rangka pengembangan industri kecil di Kabupaten Kulon Progo.

Kata Kunci : Industri Kecil: Analisis Kebijakan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.