Partisipasi Masyarakat dalam Manajemen Suaka Margasatwa Paliyan (Studi Kasus Pelibatan Masyarakat Karangasem dan Desa Karangduwet Kecamatan Paliyan Oleh Balai Konservasi Sumbar Daya Alam Yogyakarta)
NUGROHO S.P. Eka, Eka Nugroho S.P
2005 | Skripsi | Manajemen dan Kebijakan Publik (dh. Ilmu Administrasi Negara)Rumusan pertanyaan penelitian ini adalah “Bagaimana partisipasi masyarakat dalam Manajemen Suaka Margasatwa Paliyan ?” dijawab dengan memfokuskan pada partisipasi masyarakat Desa Karangasem dan Karangduwet dalam “Kegiatan Rehabilitasi dan Regenerasi SM Paliyan, Gunungkidul” kerjasama BKSDA Yogyakarta dan PT. KTI. Penelitian ditujukan untuk mengetahui partisipasi masyarakat dalam Manajemen Suaka Margasatwa Paliyan dan mengetahui pertimbangan BKSDA Yogyakarta melibatkan partisipasi masyarakat dalam Manajemen Suaka Margasatwa Paliyan. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan analisa data menggunakan telaah hermeneutik. Data dikumpulkan melalui teknik wawancara dan focus group discussion, pengamatan, dokumentasi dan penggunaan kemajuan fotografi. Analisa menghantarkan pada kesimpulan bahwa partisipasi masyarakat Desa Karangasem dan Karangduwet dalam manajemen SM Paliyan berupa kehadiran pada sosialisasi “Kegiatan Rehabilitasi dan Regenerasi SM Paliyan” kerjasama BKSDA Yogyakarta dengan PT. Kutai Timber Indonesia-selaku wakil dari Sumitomo Forestry dan Mitsui Insurance dan rencana pelaksanaan penanaman pada musim penghujan 2005. Sosialisasi melalui pertemuan umum berdasarkan pembagian mekanisme partisipasi masyarakat menurut Bruce Mitchell mempunyai keterwakilan buruk, masukan informasi buruk, keluaran informasi baik, keberlanjutan pertukaran buruk dan kemampuan untuk mengambil keputusan buruk-sedang. Klasifikasi menggunakan tangga partisipasi Sherry Arnstein, sosialisasi berada pada tipe tingkatan paradigma penghargaan semu (degrees of tokenism) pada anak tangga peredam (plaction). Dasar pertimbangan BKSDA Yogyakarta melibatkan masyarakat berpartisipasi dalam Manajemen SM Paliyan adalah pertama pengelolaan SM Paliyan tidak bisa dilakukan sendiri oleh BKSDA Yogyakarta. Sistem kolaboratif dengan melibatkan masyarakat diharapkan bantuan dan dukungan, terutama dalam hal keamanan kawasan dan satwa yang dilindungi diperoleh. Pertimbangan yang kedua adalah pemikiran dan harapan BKSDA Yogyakarta agar masyarakat memperoleh dampak positif dari pengelolaan SM Paliyan. Saran pokok yang diajukan bagi BKSDA Yogyakarta adalah melibatkan partisipasi masyarakat Desa Karangasem dan Karangduwet dalam penyusunan “Rencana Pengelolaan SM Paliyan” oleh BKSDA Yogyakarta. Hal ini akan menjamin meningkatnya partisipasi masyarakat menunju anak tangga partisipasi Sherry Arnstein di masa mendatang pada tingkat yang lebih tinggi. Beberapa saran bagi masyarakat adalah, pertama melalui Ketua KTH mengundang pegawai BKSDA Yogyakarta dalam pertemuan KTH untuk menyampaikan saran dan pendapat para anggota KTH mengenai pengelolaan Suaka Margasatwa Paliyan. Pertemuan ini juga merupakan kesempatan bertanya tentang PP 68/ 1998 yang digunakan sebagai acuan pengelolaan Suaka Margasatwa Paliyan dan perkembangan penyusunan “Rencana Pengelolaan SM Paliyan”. Kedua, transfer pengetahuan antara generasi tua kepada generasi muda nilai-nilai pribadi, kebijakan dan ideologis yang dimiliki. Nilai-nilai yang dianut generasi tua masyarakat Dea Karangasem dan Karangduwet sesuai temuan dalam penelitian ini mendukung konservasi kera ekor panjang yang dilakukan BKSDA Yogyakarta. Ketiga, kepentingan petani penggarap lahan SM Paliyan untuk tetap menggarap lahan perlu diarahkan BKSDA Yogyakarta untuk siap berubah menjadi peternak, petani tanaman obat dan terutama petani buah. Sedang kepentingan petani yang menggarap di pekulen/ lahan milik sendiri di dekat SM Paliyan agar terbebas dari hama kera akan terpenuhi seiring pulihnya fungsi SM Paliyan. Kempat, ketergantungan terhadap figur tokoh yakni ketua yang mempunyai kelebihan pengetahuan dan pengalaman harus diatasi dengan mengembangan sistem pergantian kepemimpinan secara bergilir untuk semua jabatan yang ada pada kelompok tani. Kelima, kesetaraan gender diarahkan pada usaha untuk mendukung peningkatan kesejahteraan keluarga. Ibu-ibu dan remaja perlu menggerakkan ekonomi keluarga dengan berwiraswasta mengolah bahan baku pangan yang dihasilkan dari ladang dan kebun. Usaha produktif ini adalah bentuk lain partisipasi masyarakat dalam manajemen SM Paliyan karena dengan meningkatnya pendapatan tekanan ekonomi anggota KTH terhadap lahan SM Paliyan diharapkan berkurang.
Kata Kunci : Zoologi