Laporkan Masalah

Pekerja Sek Komersial (PSK) Dibalik Kapster Salon Plus (Studi Kasus di 4 Salon Plus yang Berada di Kabupaten Sleman DIY

SUSANTI, Diah, Diah Susanti

2006 | Skripsi | Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (dh. Ilmu Sosiatri)

Pada akhir 2004 lalu, mulai ramai diberitakan di berbagai media yakni menjamurnya salon plus di kota Yogyakarta. Sejumlah penggrebegan yang dilakukan oleh aparat keamanan di salon-salon kecantikan di Yogyakarta membuktikan, telah terjadi penyalahgunaan fungsi salon kecantikan menjadi tempat prostitusi terselubung. Dari hasil observasi penulis di jalan-jalan yang terdapat di Kabupaten Sleman Yogyakarta, masih banyak salon kecantikan yang menggelar praktek prostitusi. Salon yang menyediakan pelayanan seks terselubung di balik salon kecantikan di sebut dengan salon plus. Maraknya salon plus di tengah kota pelajar ini sangat menarik untuk diteliti, mengingat Yogyakarta bergelar Kota Pelajar dan Kota Budaya dimana moralitas sangat di junjung tinggi. Penulis terdorong untuk mengetahui lebih lanjut tentang kasus salon plus, mengapa salon plus tumbuh subur di Yogyakarta, apa sebenarnya latar belakang seorang wanita bekerja sebagai Pekerja Seks Komersil (PSK) di balik kapster (pekerja salon) salon plus, dan untuk mengetahui lebih lanjut apa makna plus dari salon plus. Di dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Kasus memiliki batas, lingkup kajian dan pola pikir tersendiri sehingga dapat mengungkap realitas sosial atau fisik yang unik, spesifik dan menantang. Dalam menjalankan penelitian dengan menggunakan studi kasus, peneliti dapat belajar tentang pengetahuan proposional dan eksperimental (pengalaman). Lokasi penelitian dilakukan di empat salon plus yang ada di Kabupaten Sleman, yaitu salon M di Jalan Kaliurang, salon IT di Jalan Kaliurang, salon C di Jalan Adi Sucipto, dan Salon I di Jalan Solo. Penulis mengambil lokasi penelitian di Kabupaten Sleman, karena dari observasi penulis salon plus paling banyak di jumpai di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Penulis mencari data ke kapster salon plus, pemilik salon plus, konsumen salon plus, dan masyarakat sekitar salon plus. Observasi yang dilakukan adalah observasi semi partisipan. Teknik analisa data dilakukan melalui proses analisa data meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan Dengan ketekunan pengamatan, diskusi dengan rekan, dan dari data wawancara dengan unit analisis dapat dilakukan pemeriksaan keabsahan datanya. Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa salon plus tumbuh subur di tengah kota pelajar dikarenakan ada dua alasan besar, yaitu, Alasan Khusus; (1)Yogyakarta merupakan kota pelajar, sebagian para akademika yang berdarah muda, mempunyai libido labil yang menilai seks adalah sebuah tantangan untuk di coba. Untuk itu mereka melarikan hasrat seksnya ke tempat-tempat prostitusi terselubung seperti salon plus. (2)Yogyakarta sebagai kota Pariwisata, dalam pengembangannya melahirkan tempat hiburan, hotel, tempat penginapan. Kebutuhan seks ternyata tidak jauh dari dunia pariwisata, para wisatawan yang menginginkan kesenangan seks, butuh tempat penyaluran. Hal tersebut menimbulkan prostitusi secara terselubung, seperti di balik sebuah salon kecantikan. Secara umum alasan wanita bekerja sebagai PSK di balik kapster salon plus adalah alasan ekonomi, dan dari hasil observasi di dukung dengan adanya pergaulan seseorang dengan seorang penyimpang yang pada akhirnya memainkan peran yang sama dengan penyimpang. Mengenai gaya hidup kapster salon plus dapat dilihat dari aktivitasnya sehari-hari, mulai dari aktivitas yang mereka lakukan ketika salon buka sampai salon tutup. Sedangkan makna plus dari salon plus adalah pelayanan seks terselubung yang dapat berupa berhubungan seks (bersetubuh), petting, oral seks, dan masturbasi. Tumbuh suburnya salon plus di Yogyakarta diindikasikan sebagai dampak fenomena metroseksual. Fenomena tersebut lazimnya mewarnai kehidupan kota-kota besar, Yogyakarta belum tergolong sebagai kota besar, namun kenyataan sudah terimbas fenomena tersebut hal ini tidak lepas dari pengaruh arus globalisasi.

Kata Kunci : Fenomena Sosial


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.