Mengurai Tradisi Kemisan Sebagai Modal Sosial Komunitas Tarekat (Studi Tradisi Sosial Keagamaan Tarekat Rejoso di Jombang)
HAQ, M.Izzul, M.Izzul Haq
2006 | Skripsi | Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (dh. Ilmu Sosiatri)Banyak tarekat berkembang di Indonesia. Salah satu tarekat besar di tanah air adalah Thoriqot Qodiriyah wa Naqsyabandiyah yang memiliki banyak pusat kemursyidan di negeri ini, salah satunya di Pesantren Darul Ulum Rejoso Jombang yang lebih dikenal dengan nama Tarekat Rejoso. Sebagai perhimpunan pengamal tasawuf, adanya mekanisme tradisi kolektif dalam suatu tarekat menjadi hal yang niscaya. Tarekat besar ini memiliki tradisi mingguan yang diselenggarakan setiap hari Kamis dan karena itu disebut dengan kemisan. Sejak pagi ratusan jemaah tarekat datang di kompleks Pesantren Darul Ulum Rejoso hingga usai acara sore hari. Kegiatan yang berlangsung selama kemisan meliputi pengajian tarekat, pembaiatan jemaah baru, dan ritual khususiyah disamping kegiatan-kegiatan berupa silaturahmi jemaah tarekat ke mursyid, ziarah ke makam para mursyid terdahulu, dan lain sebagainya. Karena kemisan merupakan milik bersama komunitas Tarekat Rejoso maka sejauh mana interpretasi komunitas tarekat tersebut terhadap tradisi ini menjadi hal yang penting dimunculkan. Dari situlah rumusan masalah diangkat dengan menelaah pemaknaan komunitas Tarekat Rejoso akan kemisan dan bagaimana tradisi kemisan sebagai modal sosial sebagai instrumen peningkatan kesejahteraan sosial jemaah tarekat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang dilakukan atas dasar spesifikasi obyek penelitian dan agar mendapatkan informasi yang mendalam tentang obyek kajian. Pendekatan yang dipergunakan adalah fenomenologi karena dalam pandangan fenomenologis, peneliti akan berusaha memahami arti peristiwa dan kaitannya terhadap orang-orang dan situasi tertentu. Modal sosial suatu komunitas seperti kegiatan kemisan Tarekat Rejoso ini dalam pandangan ilmu pembangunan masyarakat memberikan kontribusi pada peningkatan kesejahteraan sosial jemaah tarekat yang oleh PBB didefinisikan sebagai kondisi sejahtera baik fisik, mental, maupun sosial. Apa yang terjadi selama kemisan merupakan bentuk dari keberlangsungan sebuah modal sosial. Mengacu pada pandangan Robert Putnam, Pierre Bourdieu, James Coleman dan para ahli lainnya, modal sosial bisa ditemukan dalam dua aspek, yaitu adanya jaringan sosial yang mempertautkan sekelompok orang dengan norma dan nilai yang mengikatnya dan berlangsungnya transaksi potensi sumber daya anggotanya melalui mekanisme interaksi sosial di dalam jaringan tersebut atas dasar trust. Jaringan disini mengikat menjadi sebuah lingkaran kepercayaan yang akan menumbuhkan kerjasama sosial. Dalam penelitian didapatkan hasil bahwa pemaknaan yang diberikan komunitas Tarekat Rejoso terhadap kemisan begitu beragam seiring motivasi jemaah mengikuti kemisan. Keragaman makna yang diberikan ini menjadikan perbedaan pendayagunaan potensi kemisan sebagai modal sosial di kalangan komunitas tarekat ini. Selanjutnya sebuah agenda menjadikan kemisan yang merupakan modal sosial komunitas Tarekat Rejoso untuk lebih berfungsi secara optimal sebagai instrumen peningkatan kesejahteraan sosial jemaah tarekat pun menjadi rekomendasi dari penelitian ini.
Kata Kunci : Islam, Tradisi Sosial