Motif Gratifikasi Komunitas Chatting Pada Situs Literotica.com
PRAMODYA, Bayu Basuki, Bayu Basuki Pramodya
2005 | Skripsi | Ilmu Komunikasiterhadap pelajar di SMA 6 Baubau. Tujuannya untuk melacak strategi hegemoni budaya Korea di kalangan pelajar melalui pengajaran bahasa Korea dan pengenalan budaya Korea di sekolah termasuk bagaimana agen kuasa dan sarana yang digunakan dalam proses hegemoni tersebut. Dengan menggunakan metode Kualitatif yang dilakukan dengan pendekatan observasi partisipan yang dikombinasikan dengan wawancara mendalam (indepth interview), studi ini dibingkai dan dianalisis berdasarkan konsep hegemoni Antonio Gramsci dan kekuasaan simbolik Pierre Bourdieu untuk menyingkap kuasa bahasa dan simbolik Korea dan proses hegemoni budaya Korea di kalangan pelajar SMA 6 Baubau. Ada beberapa point yang menjadi argumentasi tesis ini. Pertama, diskursus seputar relasi Cia-Cia – Korea yang ada saat ini bisa ditafsir sebagai bentuk penetrasi bahasa dan budaya Korea Selatan atas masyarakat Laporo khususnya di kalangan pelajar SMA 6 Baubau. Untuk memahami penetrasi bahasa Korea yang berlangsung di Kota Baubau saat ini, maka konteks sosial, politik dan kultural penetrasi bahasa Korea di Baubau khususnya pada pelajar Laporo di SMA 6 Baubau tidak bisa dilepaskan dari merebaknya wacana budaya Korea di Indonesia saat ini. Kedua, ketika pelajar SMA 6 Baubau belajar bahasa Korea, maka perlahan mereka juga akan mempelajari kebudayaan Korea, sebab belajar bahasa juga mensyaratkan seseorang untuk belajar mengenal budaya pemilik bahasa tersebut. Pada titik ini kebudayaan Korea perlahan akan diinternalisasi oleh orangorang yang belajar bahasa Korea (pelajar SMA 6 Baubau) di Sora Wolio. Internalisasi atas kebudayaan Korea di satu sisi dapat memperkaya makna kebudayaan di kalangan pelajar. Namun pada aras yang lain, kebudayaan Korea kemudian makin jauh masuk ke dalam kehidupan mereka yang diteguhkan melalui kerjasama Sister City antara Pemkot Baubau – Pemkot Seoul Korea Selatan di mana institusi pendidikan (sekolah) menjadi ruang peneguhan budaya Korea di masyarakat Laporo khususnya pada pelajar. Pada titik ini, terdapat relasi yang kuat antara bahasa dan kekuasaan. Ketiga, persinggungan kebudayaan pelajar SMA 6 Baubau dengan Korea Selatan memberi banyak pengaruh terhadap cara pandang dan imaji mereka terhadap kebudayaan Korea selatan. Meskipun interaksi dua entitas kebudayaan itu ikut memperkaya dinamika kebudayaan yang ada di masyarakat Laporo, namun persinggungan kebudayaan Laporo dengan kebudayaan Korea Selatan justru memberi jalan bagi proses hegemoni budaya Korea atas masyarakat Laporo khususnya di kalangan pelajar SMA 6 Baubau. Pada titik ini, sekolah menjadi arena produksi kultural melalui agen kuasa intelektual dan Cia-Cia Teksbook sebagai sarana dan propaganda bagi proses hegemoni dan peneguhan kekuasaan Korea Selatan atas pelajar di SMA 6 Baubau. Kata kunci: Budaya Korea, Pelajar SMA 6 Baubau, Kuasa Bahasa, Hegemoni.
Kata Kunci : Komputer