Laporkan Masalah

Dahwah Profetik: Sebuah Legitimasi Ideologis yang Mensyaratkan Pemahaman Kritis: Studi Tentang Keterlibatan Aktivis Dakwah Kampus....

ISKANDAR, Iskandar

2005 | Skripsi | Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (dh. Ilmu Sosiatri)

Dalam sarasehan ilmu-ilmu Profetik pada tanggal 2 Nopember 2002, para penganjur ilmu-ilmu Profetik dengan spesifikasi keilmuan yang berbeda berkumpul untuk memberikan usulan-usulan perihal perkembangan ilmu-ilmu Profetik dan penerapannya dalam dunia akademis. Kegiatan ini merupakan salah satu dari serangkaian agenda ikhtiar sosialisasi ide ilmu-ilmu profetik dalam dunia akademis. Bagi kalangan tertentu dari umat Islam, agenda sosialisasi ide ilmu-ilmu Profetik berkaitan erat dengan Dakwah Islamiyyah. Yakni sebuah gerakan besar yang melibatkan keyakinan agama Islam dalam hubungannya dengan kehidupan kemasyarakatan seorang Muslim. Bahkan Kuntowijoyo, salah seorang penganjur Ilmu Profetik, berpendapat bahwa upaya profetik ini merupakan upaya transformasi sosial, dalam dataran inilah, nilai dalam Islam beririsan dengan ideologi. Kuntowijoyo sendiri mendefinisikan dakwah islamiyyah sebagai proses humanisasi (emansipasi), liberasi, dan transendensi. Ketiga konsep tersebut merupakan konsep-konsep penting dalam definisi transformasi sosial berdasar klaim profetik. Dalam wilayah ideologis inilah mahasiswa Muslim berkepentingan dalam proses sosialisasi ide ilmu Profetik sebagai wujud emansipasi. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba melihat latar historis dari kemunculan ide ilmu Profetik ini, dan posisinya dalam gerakan besar Dakwah Islamiyyah, terutama di Indonesia. Untuk kemudian secara khusus dan spesifik memaparkan posisi sosialisasi ini di UGM, ditinjau dari latar historis dan posisi politisnya. Tinjaauan ini terbatas pada hubungannya dengan aktivitas dakwah profetik di UGM, dengan Aktivis Dakwah Kampus (ADK) sebagai aktor, untuk kemudian menganalisanya di wilayah hubungan-hubungan yang sifatnya emansipatif. Keterlibatan mahasiswa Muslim ini emansipatif karena idealisme berdasar doktrin fundamental Islam yang dianut oleh ADK turut terlibat dalam kepentingan sosialisasi ide ilmu profetik di UGM. Teori yang digunakan sebagai pisau analisa adalah communicative Action Theory dari Habermas (Teori Kritis Habermas). Habermas menekankan determinannya posisi komunikasi ide dalam proses transformasi sosial. Berbeda dengan Karl Marx yang menekankan determinisme ekonomi, Habermas menekankan determinisme sosialisasi dalam perubahan sosial. Transformasi sosial yang ideal adalah terciptanya posisi emansipatif dalam dialog-dialog bebas dominasi, yang mengantarkan aktor ke dalam keterlibatan aktif selama proses transformasi sosial berlangsung. Untuk penjelasan emansipatifnya, Habermas mensyaratkan keterlibatan ratio dan proses historis idealisme secara dialektis. Dalam hubungan historis mahasiswa Muslim dengan penganjur ide Ilmu Profetik, dapat dilihat kesamaan latar fundamental Islam yang mengarahkan setiap Muslimin untuk berusaha mewujudkan tatanan ideal Islam ke wilayah sosial mereka dimana pun dia bekerja. Secara politis, institusi formal kemahasiswaan yang memiliki perangkat yang optimal dalam upaya sosialisasi, terlibat dalam proses sosialisasi ide ilmu Profetik di kalangan akademisi UGM. Dan di wilayah sosial budaya, agenda sosialisasi ini memiliki ruang publik yang lapang terutama dengan dukungan pers mahasiswa dari yang kecil, yakni tingkat fakultas, universitas, hingga yang menjangkau khalayak luas pengguna teknologi informasi, salah satunya dengan media dakwah digital AL-MANAR.

Kata Kunci : Islam, Dakwah


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.