Citra Dewan Perwakilan Rakyat(DPR) dalam Meme Politik di Sosial Media : ( Analisis Semiotika Meme Politik dalam Akun @demo_krazy di Sosial Media Instagram
Fitria Yuliani, Novi Kurnia
2015 | Tesis | Ilmu KomunikasiAbstrak Fenomena meme yang populer dan berkembang di internet, khususnya di sosial media dewasa ini tidak hanya menjadi wujud dari kreatifitas individu dan bentuk dari humor atau sindiran belaka. Lebih dari itu, meme dengan konsepnya yang sederhana dan menghibur telah memberikan warna baru dalam geliat demokrasi dan komunikasi politik di ranah publik, dimana meme menjadi media baru bagi komunikasi politik dengan pesan-pesan politik yang ditampilkan melalui simbol-simbol (verbal dan visual) yang terkandung di dalamnya. Berangkat dari hal tersebut, penelitian ini mencoba melihat peranan meme dalam mengkomunikasikan pesan politik yakni citra Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melalui simbol-simbol verbal maupun visual yang terkandung di dalamnya. Meme yang kemudian di analisis dalam penelitian ini adalah meme yang ditampilkan oleh akun @demo_krazy di sosial media instagram, dengan fokus penelitian adalah pesan politik terkait citra DPR yang berusaha dikomunikasikan oleh akun @demo_krazy melalui meme politik yang ditampilkannya. Meme politik tersebut di analisis dengan menggunakan teknik semiologi Roland Barthes untuk menghasilkan pemaknaan atas pesan-pesan yang berusaha ditampilkan oleh akun @demo_krazy. Pemaknaan atas pesan tersebut pun tidak lantas merujuk pada citra DPR secara langsung, namun melalui analisis komponen pembentuk citra menurut Eric Louw yakni identitas, kepercayaan dan ideologi kemudian dapat diketahui bahwa citra DPR yang ditampilkan oleh akun @demo_krazy melalui meme politik tersebut adalah citra yang negatif. Dikatakan demikian karena identitas DPR yang ditampilkan oleh akun @demo_krazy melalui meme politik tersebut adalah identitas DPR sebagai wakil rakyat yang semakin melemah, dan anggotanya yang lekat dengan kasus korupsi (koruptor), identitas itu pun masih tidak dapat dilepaskan dari bayang-bayang DPR periode sebelumnya yang di pandang negatif oleh publik karena kasus-kasus yang menimpanya. Selain itu, kepercayaan publik terhadap DPR pun di nilai rendah karena kinerja, sikap, dan kebijakan yang dirasa tidak sesuai dengan harapan rakyat. Ideologi akun tentang “bagaimana DPR yang seharusnya” pun menghasilkan penilaian bahwa DPR masih tampak buruk di lihat dari profesionalitas kerja, kredibilitas, kompetensi, pengetahuan, moral dan etika kerja yang dimiliki. Kata Kunci : Meme, Sosial Media, Citra Politik, DPR.
Kata Kunci : Sosial Media