Koeksistensi Dua Politi dalam Demokrasi Elektoral Manggarai Barat
ARUS, Yohanes Da Maseus, Pratikno
2013 | Tesis | Politik dan PemerintahanABSTRAK Studi ini merupakan pemahaman terhadap dua politi (polity) yang berkoeksistensi secara politik dalam era demokrasi elektoral yang telah dipraktekkan di Manggarai Barat pada pemilukada tahun 2010. Politi yang pertama berkarakter kultural dalam pengertian lebih berbasis pada budaya lokal. Politi yang kedua lebih bekarakter birokrasi atau dapat dikategorikan sebagai "bureaucratic polity". Ke dua politi tersebut bekerja secara bersamaan dalam bentuk koeksistensi, sehingga keduanya saling berkontestasi, dan oleh karena masing masing politi tersebut berada dalam konteks struktur dan kultur politik lokal dan nasional maka keduanya juga mengadaptasi kondisi struktural yang ada termasuk mengadaptasi demokrasi elektoral. Politi yang bersifat kultural tampak lebih mendayagunakan jaringan kekerabatan dan sentiment kewilayahan dalam strategi kontestasi pemilukada di berbagai wilayah di NTT sering dianggap sebagai salah satu indikator penting tentang kuatnya politik primordial di NTT. Politi yang lebih berifat birokratik lebih mendayagunakan jaringan birokrasi sebagai mesin dari bekerjanya kepentingan politik yang dimainkan oleh aktor politik yang terlibat dalam pemilukada. Kedua politi tersebut bermakna politik sebagai dasar dari bekerjanya strategi dari kandidat untuk memenangkan pemilu kepala daerah dalam sistem demokrasi elektoral. Dalam memahami koeskistensi dua politi tersbut di atas, Kajian ini akan menggunakan strategi kandidat pemilukada Kabupaten Manggarai Barat pada tahun 2010 lalu sebagai pintu masuk. Teori utama yang digunakan antara lain, thesis Bourdieau (2009) tentang habitus dan modal sosial, ekonomi, kultural dan simbolik. Teori tersebut kemudian dilengkapi dengan pengembangan konsep "polity" (politi) untuk menjelaskan bahwa habitus mengandung politi yang merupakan wacana politik yang memberi makna berbagai modal ketika modal-modal tersebut beroperasi dalam keseharian politik lokal. Kajian ini berargumentasi bahwa tesis primordialisme yang membedakan in group atau out group tidak dapat menjelaskan strategi politik sesama-kelompok etnis, atau pengembangan koalisi di dalam kelompok -kelompok etnis yang sedang berkompetensi. Kompetisi politik semacam ini perlu dilihat lebih jauh dalam konteks kontestasi para aktor untuk memanfaatkan kondisi dua politi yang berkoeksistensi bagi kemenangan mereka. Dengan demikian, mendalami strategi para aktor dan peluang-peluang struktur yang mereka miliki menjadi hal penting dalam membahas karakter politik lokal, tidak sekedar menggunakan pendekatan behaviouris yang positifistik. Kajian ini menggunakan metode kualitatif seperti wawancara mendalam, diskusi fokus, kajian dokumen serta observasi langsung praktek kampanye para kandidat pemilukada.
Kata Kunci : Demokrasi - Indonesia