Laporkan Masalah

Departemen Policy, Government, Public Affair (PGPA) dalam Upaya Penyelesaian Persoalan Antara PT. Chevron Pasific Indonesia dan Masyarakat di Zona Merah

GUSSMAN, Suzy Yolanda, Nunung Prajarto

2013 | Tesis | Ilmu Komunikasi

INTISARI PT. Chevron Pasific Indonesia (CPI), merupakan salah satu perusahaan perminyakan dan gas alam terbesar di Indonesia. Untuk operasinya di Pulau Sumatera, CPI membuka tiga buah lapangan minyak utama yang tersebar di Provinsi Riau. Salah satu persoalan yang cukup mendapatkan perhatian perusahaan saat ini yaitu banyaknya masyarakat yang mendirikan pemukiman di jalur lintas pipa yang merupakan zona merah atau zona bahaya. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan mengingat di sekeliling lokasi tersebut terdapat pipa penyalur bertekanan tinggi. Selain berdampak pada keselamatan masyarakat, persoalan ini juga berdampak pada kegiatan operasi perusahaan. Dalam menyelesaikan persoalan ini, peran Departemen Policy, Government, and Public Affair (PGPA) sebagai radar bagi perusahaan dituntut untuk mampu merespon secara proaktif dampak dari perubahan lingkungan eksternal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang langkah strategi yang ditempuh oleh Departemen PGPA sebagai departemen yang menjalankan peran dan fungsi public relations dalam menyelesaikan persoalan antara perusahaan dan masyarakat di zona merah, terutama dalam upaya penyelesaian kasus di salah satu titik lokasi perusahaan yang dikategorikan sebagai zona merah yaitu 7D- 66. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode studi kasus. Studi kasus digunakan sebagai strategi penelitian dalam penelitian ini untuk menjawab pertanyaan tentang “bagaimana” strategi yang ditempuh oleh Departemen PGPA sebagai public relations perusahaan dalam menyelesaikan kasus 7D-66 di mana terdapat sejumlah bangunan milik masyarakat yang dibangun di lahan konsesi perusahaan yang berbahaya. Dalam penelitian ini, metode studi kasus dipilih karena CPI termasuk unik dan memiliki kekhasan dalam menyelesaikan persoalan di zona merah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan membutuhkan sentuhan public relations dalam menyelesaikan persoalan di zona merah. Keterlibatan Departemen PGPA sebagai respon terhadap kegagalan upaya komunikasi terdahulu yang dilakukan oleh orang-orang yang justru memancing situasi negatif. Dalam menyelesaikan persoalan ini, Departemen PGPA menggandeng aparat pemerintah lokal untuk dapat mendukung tindakan dan komunikasinya serta membantu memfasilitasi dialog terbuka dengan masyarakat. Strategi komunikasi perusahaan lebih bersifat responsif bukan proaktif. Perusahaan baru mengambil tindakan setelah adanya indikasi bahaya dari suatu lokasi. Keterlibatan stakeholders baik internal dan eksternal merupakan salah satu faktor kunci yang tidak bisa ditawar dalam proses penyelesaian. Koordinasi dan kerjasama antar semua pihak terkait dapat membantu meminimalkan potensi konflik dari keberadaan kasus ini.

Kata Kunci : Public Relations


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.