Pemekaran Daerah: Pro-Kontra Dan Konspirasi (Studi Tentang Konfigurasi Elit dalam Pemekaran Kabupaten Kepulauan Obi Halmahera Selatan-Maluku Utara)
Bakri La Suhu, Abdul Gaffar Karim
2011 | Tesis | Politik dan PemerintahanWilayah Kepulauan Obi terletak di bagian selatan dari Kabupaten Halmahera Selatan, yang luas pulau atau wilayahnya mencapai 3.111 km2 lebih luas dari pulau lain yang ada di Kabupaten Halmahera Selatan. Memiliki jumlah penduduk 52.321 jiwa yang tersebar di 5 (lima) kecamatan yang ada di Kepulauan Obi. Sebagai wilayah kepulauan, pulau Obi adalah salah satu wilayah paling jauh dari Ibu Kota Kabupaten Induk Halmahera Selatan. Dari 5 (lima) kecamatan di Kepulauan Obi, Obi Selatan merupakan kecamatan yang sangat jauh (jarak tempuh 145 km) dari Ibu Kota Kabupaten. Selain dari kondisi wilayah kepulauan, Pulau Obi juga memiliki berbagai sumberdaya alam yang sangat memadai dan mendukung perekonomian masyarakat Obi. Dengan kondisi tersebut, maka eliteelite Obi dari berbagai etnis, agama, dan wilayah yang ada di Provinsi Maluku Utara melakukan konsolidasi dalam rangka menuntut pemekaran daerah. Oleh karena itu, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Konfigurasi Elite dalam Pemekaran Kabupaten Kepulauan Obi? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konfigurasi elit dalam pemekaran Kabupaten Kepulauan Obi Halmahera Selatan-Maluku Utara. Memetakan elit-elit yang pro kontra pemekaran dan kepentingannya, serta persaingan kepentingan kelompok pro pemekaran Kabupaten Kepulauan Obi. Metode yang digunakan adalah metode studi kasus, dengan pendekatan metode kualitatif. Metode penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan, mencatat, menganalisa dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang terjadi di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemekaran Kabupaten Kepulauan Obi di dorong oleh aspek geografis. Rencana pemekaran Kabupaten Kepulauan Obi menimbulkan pro dan kontra antara elit Obi dan elit yang ada di luar pulau Obi. Elit yang kontra pemekaran yaitu Bupati Halmahera Selatan (Muhammad Kasuba), karena Bupati memiliki kepentingan ekonomi (usaha bisnis) di wilayah Pulau Obi. Persaingan kepentingan terjadi dikalangan kelompok pro pemekaran antara elit di Pulau Obi dengan elit di wilayah Ternate, persaingan diantara pro pemekaran pada dasarnya adalah berebut pengaruh dan dukungan dari masyarakat Obi, dan upaya untuk mempertahankan dan/atau memperebutkan resource di wilayah Kepulauan Obi pasca pemekaran menjadi faktor persaingan kepentingan elit-elit pro pemekaran. Konspirasi terjadi karena kepentingan ekonomi antara elit pro pemekaran (Abu Karim La Tara, S.IP dan Hi. Subur) dengan elit kontra pemekaran (Bupati Muhammad Kasuba), konspirasi ini dalam rangka untuk mempertahankan dan mengamankan usaha bisnis (kepentingan ekonomi) di wilayah Kepulauan Obi. Sedangkan konfigurasi elit ternyata terjadi perpaduan antara aspek etnisitas dan aspek agama, sementara pada aspek geografis terjadi polaritas di antara elit-elit Obi. Terpolariasinya elit-elit Obi berdasarkan wilayah baik itu di wilayah Kepulauan Obi, Labuha-Bacan, dan di Ternate, menimbulkan persaingan kepentingan diantara masing-masing elit Obi yang ada di Provinsi Maluku Utara. Kata Kunci : Pemekaran Daerah, Konfigurasi Elit
Kata Kunci : Pembangunan Daerah