PENINGKATAN ANGGARAN MILITER CINA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEAMANAN DI ASIA TIMUR
Adi Joko Purwanto, Siti Daulah Khoiriati
2009 | Tesis | Ilmu Hubungan InternasionalBerakhirnya perang dingin tidak menjamin berakhirnya rivalitas politik, ekonomi dan keamanan bahkan persaingan dalam bidang militer antar negara-bangsa. Secara kasat mata perang yang terjadi antara negara-negara demokratis memang mengalami penurunan, akan tetapi hal semacam itu tidak menjamin bahwa perang akan hilang dan perdamaian tercipta di dunia. Anggaran pengeluaran militer dunia pasca perang dingin terus menunjukan grafik yang meningkat dari US.$ 1000 Triliun pada tahun 1990 menjadi US.$.1200 Triliun pada tahun 2006. Dengan demikian masalah keamanan dan militer di dunia internasional dewasa ini masih menjadi masalah penting yang saat ini terus berkembang dan dihadapai oleh berbagai negara di dunia. Asia Timur yang memiliki luas sekitar 6.640.000 km2 atau mendiami sekitar 15 persen dari keseluruhan wilayah benua Asia telah menjadi sebuah kawasan yang sangat dinamis sejak lama termasuk ketika perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Sovyet masih berlangsung. Salah satu negara dalam kawasan Asia Timur yang berusaha untuk mengambil peran besar di dunia adalah Cina. Cina berusaha menjadi kekuatan dominan, upaya yang dilakukan Cina disamping penguatan dalam bidang ekonomi, Cina sedang melakukan penguatan di bidang pertahanan. Dalam kurun waktu sepuluh tahun terkahir Cina meningkatkan anggaranmiliternya secara signifikan kebijakan Cina tersebut telah menimbulkan kecemasan di kawasan Asia Timur serta keraguan akan masa depan perdamaian dan keamanan di kawasan Asia Timur. Peningkatan anggaran militer Cina di latar belakangi oleh dua faktor utama yaitu faktor internal berupa pertumbuhan ekonomi dan modernisasi militer Cina dan faktor eksternal yaitu sengketa wilayah perbatasan maritim dan ancaman dari Jepang. Dasar dari peningkatan anggaran pertahanan dan militer angkatan bersenjata Cina, adalah kesinambungan yang sama antara kebutuhan pertahanan dan pertumbuhan pembangunan ekonomi, yang selanjutnya disesuaikan dengan kebutuhan angkatan bersenjata Cina di masa yang akan datang dengan memfokuskan pada modernisasi pertahanan dalam tubuh angkatan bersenjata yang memiliki efisiensi yang tinggi dan pendanaan yang rendah. Selain itu peningkatan anggaran militer Cina juga di dasarkan pada kebijakan pertahanan dari Republik Rakyat Cina dalam melihat ancaman dan peluang yang muncul dari struktur internasional secara umum dan khususnya dalam struktur regional. Dalam pandangan tubuh angkatan bersenjata Cina PLA, Cina mendiami suatu wilayah yang sangat rawan dengan konflik untuk itu angkatan bersenjata Cina harus mempersiapkan diri untuk menghadapi potensi ancaman yang berasal dari internal maupun eksternal. Meskipun dampak peningkatan anggaran militer Cina tidak signifikan terhadap keamanan di Asia Timur. Negara yang paling khawatir atas kebijakan Cina tersebut adalah Jepang yang semakin intensif membangun aliansi pertahanan dengan Amerika Serikat sebagi respon dari bahaya laten militer Cina. Berdasarkan catatan di atas, penelitian ini berupaya untuk menggali latar belakang Cina meningkatkan anggaran militernya melalui cara menggambarkan kebijakan pertahanan angkatan bersenjata Cina khususnya dalam masalah anggaran militer serta melihat sejauh mana dampak dari kebijakan pertahanan Cina tersebut dalam kawasan Asia Timur. Berdasarkan data yang terkumpul sesungguhnya peningkatan anggaran militer Cina merupakan sesuatu yang wajar dan realistis dan tidak seharusnya menimbulkan kekhawatiran negara-negara lain, karena negara-negara lainpun juga dapat melakukan seperti apa yang dilakukan oleh Cina tentunya dengan mengukur kemampuan yang dimiliki. Kata Kunci : Peningkatan Anggaran Militer, Kawasan Asia Timur, Pertumbuhan Ekonomi Cina, Modernisasi angkatan bersenjata Cina, Sengketa wilayah maritim dan Hubungan Cina-Jepang.
Kata Kunci : Militer China