HUBUNGAN ANTARA POPULASI NGENGAT PENGGEREK BUAH KAKAO DENGAN INTENSITAS KERUSAKAN BUAH YANG DIPERLAKUKAN DENGAN PERANGKAP FEROMON DAN PEMBRONGSONGAN DI KULON PROGO, YOGYAKARTA

DIAN RAHMAWATI, Prof. Dr. Ir. Fransiscus Xaverius Wagiman, S.U.; Dr. Tri Harjaka, S.P., M.P.

2017 | Tesis | S2 ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

Penggerek Buah Kakao (PBK), Conopomorpha cramerella Snellen (Lepidoptera: Gracillariidae) merupakan salah satu hama utama kakao. Perangkap feromon adalah salah satu cara untuk deteksi, monitoring dan pengendalian PBK. Pembrongsongan buah merupakan upaya pencegahan serangan PBK. Beberapa teknik pengendalian lainnya juga telah banyak dilakukan, akan tetapi masih menunjukkan ketidakefektifan pengendalian, maka dari itu pada penelitian ini dilakukan kombinasi pengendalian dengan menggunakan perangkap feromon dan pembrongsongan buah. Selain itu juga tujuan penelitian untuk melihat hubungan populasi ngengat jantan yang tertangkap dengan intensitas kerusakan buah yang diperlakukan dengan kedua cara pengendalian tersebut. Penelitian dilakukan di kebun kakao rakyat di Desa Banjarharjo dan Banjaroya, Kecamatan Kalibawang, Desa Hargotirto dan Hargowilis, Kecamatan Kokap, serta di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Percobaan menggunakan RCBD dengan empat perlakuan (perangkap feromon, pembrongsongan, kombinasi perangkap feromon dan pembrongsongan, kontrol) dan lima ulangan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa perangkap feromon mampu menangkap ngengat PBK, dan populasi ngengat tertangkap menunjukkan fluktuasi selama 16 minggu pengamatan. Jumlah ngengat berkorelasi lemah dan sangat lemah terhadap persentase buah terserang, biji rusak, intensitas serangan dan kehilangan hasil pada perlakuan feromon saja dan kombinasi feromon dan pembrongsongan. Hasil analisis varians menunjukkan bahwa persentase buah terserang, biji rusak, intensitas serangan dan kehilangan hasil pada perlakuan pembrongsongan tidak berbeda nyata dengan perlakuan kombinasi feromon dan brongsong akan tetapi keduanya signifikan lebih rendah daripada perlakuan feromon dan kontrol. Teknik pembrongsongan buah efektif untuk mengendalikan PBK, sedangkan perangkap feromon berguna untuk deteksi dan monitoring serangan PBK.

The Cocoa Pod Borer (CPB), Conopomorpha cramerella Snellen (Lepidoptera: Gracillariidae) is a major pest of cocoa. The pheromone trap is one of techniques to detect, monitor and control the CPB. Meanwhile, the pod wrapping is a CPB attack prevention effort. Some other control techniques have also been much done, but still showed the ineffectiveness of the control, therefore in this study a combination of control measures by using pheromone traps and pod wrapping was conducted. In addition, the research aim was to viewing the relationship of population of male moths captured with the intensity of pod damage that was treated with both the control. The research was conducted at cocoa plantations in Banjarharjo and Banjaroya villages, District of Kalibawang; Hargotirto and Hargowilis villages, District of Kokap; and Pagerharjo village, District of Samigaluh, Regency of Kulon Progo, Yogyakarta. The experiments used RCBD with four treatments (sex pheromone trap, combination of sex pheromone trap and pod wrapping, pod wrapping, and control) and five replications. The experiment results showed that pheromone traps were able to catch the CPB moths. The population of caught moths showed fluctuations during the 16 weeks of observation. The level of correlation of moth population was weak and very weak with the percentage damaged pods, damaged seeds, infestation intensity and yield losses on pheromones treatment only and the combination of pheromone and pod wrapping. The analysis of variance showed that the percentage of damaged pods, damaged seeds, infestation intensity and yield loss on treatment of pod wrapping were not different with combinations pheromone and pod wrapping treatment but both were lower significantly with the pheromone treatment and control. The technique of pod wrapping was effective to control CPB, while pheromone traps were useful for detection and monitoring of CPB's attack.

Kata Kunci : kakao, PBK, pembrongsongan buah, perangkap feromon / cocoa, CPB, pheromone trap, pod wrapping